MITOS ATAU FAKTA : ASI PERTAMA ATAU KOLOSTRUM HARUS DIBUANG KARENA MEMBAHAYAKAN BAYI

Oleh : Martha Pitaloka Putri (Universitas Kristen Satya Wacana)

Air Susu Ibu atau ASI merupakan makanan yang optimal untuk bayi, karena semua zat gizi dan cairan yang terkandung dalam ASI sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Kandungan ASI antara lain sel darah putih, zat kekebalan, enzim pencernaan, hormon dan protein yang sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi hingga berumur 6 bulan (Walyani, 2015). ASI mengandung karbohidrat, protein, lemak, multivitamin, air, keratinin dan mineral secara lengkap yang sangat cocok dan dapat diserap dengan mudah oleh bayi. Pemberian ASI sangat diperlukan, karena memberikan beberapa manfaat bagi bayi antara lain dapat memberikan kehidupan yang baik dalam pertumbuhan maupun perkembangan bayi.

Bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif akan lebih rentan untuk terkena penyakit kronis pada saat dewasa seperti penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes serta dapat menderita kekurangan gizi dan mengalami obesitas. Komposisi ASI dipengaruhi oleh stadium laktasi, ras, keadaan gizi, dan diet ibu. Inisiasi menyusui dini memiliki manfaat kesehatan pada bayi seperti meningkatkan kemampuan untuk mencegah terjadinya infeksi, mengurangi risiko diare, dan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup anak. Jenis ASI yang pertama kali keluar disebut dengan kolostrum. Kolostrum sangat penting untuk memenuhi kebutuhan zat gizi di awal masa kehidupan bayi, karena merupakan makanan pertama yang sempurna dan terbaik untuk bayi baru lahir (Goyle, 2014).

Kolostrum merupakan ASI yang keluar pada 3 hari pertama pasca persalinan (Walyani, 2015). Kolostrum berlangsung selama 2-4 hari setelah laktasi dimulai. Warnanya kuning, pekat, dan kental sering dianggap sebagai ASI yang jelek sehingga dinilai dapat membahayakan bayi oleh kepercayaan dan budaya tertentu. ASI pertama atau kolostrum harus dibuang karena membahayakan bayi adalah MITOS. Faktanya, kolostrum sangat penting untuk melindungi bayi dari infeksi bakteri, jamur, maupun protozoa karena kaya akan Immunoglobin G yang berguna untuk melawan penyakit. Kandungan protein dalam kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam ASI mature.

Kolostrum mengandung protein IgA, IgG dan IgM yang berfungsi untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit. IgA bermanfaat untuk melindungi saluran cerna bayi dan menjaga kekebalan tubuh bayi. Selain itu, kolostrum juga mengandung lemak yang dibutuhkan bayi untuk membentuk otak serta laktosa yang memberi energi untuk bayi dan membantu pembentukan faktor-faktor pertumbuhan yang baik untuk perkembangan usus bayi yang belum matang. Vitamin A yang terkandung dalam kolostrum juga mampu membantu mengurangi terjadinya infeksi. Bayi yang tidak mengonsumsi kolostrum akan lebih mungkin untuk terjangkit penyakit infeksi, stunting, underweight, dan wasting nantinya (Abbie, 2019).

Daftar Pustaka

Abie B.M., and Goshu Y.A. 2019. Early initiation of breast feeding and colostrum feeding among mothers of children aged less than 24 months in Debre Tobar north west Ethiopia: across sectional study.29(1)65.

Conneely M, Berry DP, Murphy JP, Lorenz I, Doherty ML, Kennedy E. 2014. Effect of feeding colostrum at different volumes and subsequent number of transition milk feeds on the serum immunoglobulin G concentration and health status of dairy calves. J Dairy Sci ;97(11):6991–7000. doi: 10.3168/jds.2013-7494.

Goyle A, J., Nikki l., Jemilla A., Dennis M., and Sarah N.D. 2014. Colostrum and pre-lacteal feeding practices followed by families of pavement and roadside squatter settlements. Indian J Prev Soc Med. 35(2):58–62.

Walyani, E. S. 2015. Perawatan Kehamilan dan Menyusui Anak Pertama agar Bayi Lahir dan Tumbuh Sehat. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *