Kesiapan Mahasiswa Gizi dalam Menghadapi Interprofessional Education (IPE)

(Kajian hasil Survei Nasional Departemen Pendidikan dan Profesi ILMAGI)

                                                                   Oleh : Hana Adisti – Universitas Indonesia

Survei Nasional Ilmagi ini merupakan survei nasional yang ketiga dalam periode kepengurusan 2014-2015. Survei ini dilakukan sejak tanggal 5 Maret hingga 21 Maret 2015 dengan mengusung tema Kesiapan Mahasiswa Gizi dalam Menghadapi Interprofessional Education (IPE).
Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan paripurna kepada masyarakat, dibutuhkan kolaborasi dari tenaga kesehatan lintas profesi. Untuk itu, konsep kolaborasi interprofesi perlu ditanamkan sejak dini kepada mahasiswa dan profesional muda kesehatan, melalui implementasi pendidikan interprofesi (Interprofessional education, IPE). Pentingnya kolaborasi ini membuat Ditjen Dikti Kemendikbud mengembangkan Proyek Health Professional Education Quality (HPEQ) sejak tahun 2011 dan telah melaksanakan berbagai program yang mengakarkan nilai-nilai kolaborasi dan pendidikan interprofesi, diantaranya konferensi internasional yang mengedepankan tema kolaborasi interprofesi, kajian mengenai persepsi dan kesiapan implementasi pendidikan interprofesi, hibah penelitian dan pengajaran terkait pendidikan interprofesi, publikasi internasional mengenai pengembangan pendidikan interprofesi di Indonesia, serta kompetisi foto dan video yang mengangkat tema kolaborasi dan pendidikan interprofesi. Peran aktif mahasiswa dan profesional kesehatan muda di Indonesia sebagai agent of change diharapkan dapat menjadi kunci keberhasilan implementasi program ini.
Dengan menggunakan kuesioner online yang terdiri atas 7 butir pertanyaan, didapatkan 149 responden yang merupakan mahasiswa gizi Indonesia. Sebesar 71,1% responden mengetahui apa yang dimaksud dengan IPE. Bahkan, sebesar 51% responden pernah melakukan praktek kolaborasi dengan mahasiswa kesehatan lainnya, dimana 47,7% menyatakan belum pernah, dan 1,3% tidak tahu. Sebanyak 89,3% responden merasa bahwa IPE dibutuhkan. Lebih jauh lagi, 93,3% responden merasa bahwa mata kuliah khusus mengenai kolaborasi tenaga kesehatan dibutuhkan. Sebanyak 62,4% responden merasa siap menghadapi IPE. Ketika ditanyakan mengenai kesiapan kampus untuk mendukung kegiatan IPE, hanya 66,4% yang menjawab kampusnya mendukung kegiatan IPE.
Mengenai hambatan dalam menghadapi IPE, peringkat pertama adalah tidak mengetahui tentang peran dan batasan profesi kesehatan lain, disusul oleh tidak mengetahui cara mengelola konflik. Peringkat ketiga dengan persentase yang sama adalah tidak mengetahui peran dan batasan profesi sendiri dan tidak mengetahui cara melakukan kolaborasi. Sebanyak 14 responden (9,4%) responden memberikan alasan lain, diantaranya ego masing-masing profesi yang masih tinggi, serta merasa keahlian masing-masing profesi lebih tinggi dibandingkan profesi lainnya.
Melalui survei ini, diharapkan didapatkan gambaran mengenai pandangan mahasiswa gizi mengenai IPE, sehingga dapat dijadikan evaluasi, masukan, dan antisipasi untuk program IPE rumpun ilmu kesehatan.

Berikut adalah rangkuman hasil Survei Nasional Ilmagi 3:

123 4 5 6 7

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *