SUPLEMENTASI VITAMIN D MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP DAN KINERJA FISIK PADA PASIEN OSTEOARTRITIS

Oleh : Dewi Septi Medinawati, UniversitasEsaUnggul

Pendahuluan

Osteoartritis (OA) adalah penyebab utama sering munculnya gejala muskuloskeletal dan rasa nyeri di hampir masyarakat seluruh dunia. OA ditandai dengan adanya degradasi kartilago artikular, termasuk perubahan dalam tulang subchondral, pembentukan osteophyte, penyempitan ruang sendi, dan peradangan sinovial. Gejala penyakit termasuk nyeri sendi, pengecilan otot lutut, dan penurunan rentang gerak, yang semuanya menyebabkan nyeri dan kecacatan di kemudian hari. Ada banyak faktor risiko yang menyebabkan perubahan struktural awal lutut di antara individu yang sehat. Defisiensi vitamin D memiliki peran yang cukup penting dalam proses patogenesis penyakit OA pada tingkat klinis. Defisiensi vitamin D telah dikaitkan dengan kinerja fisik yang buruk pada orang tua, dan 63% pasien OA lutut primer ditemukan pada seseorang yang memiliki status vitamin D rendah. Dengan demikian, rendahnya kadar 25-hydroxyvitamin D (25 (OH) D) dalam tubuh, berhubungan dengan adanya rasa nyeri lutut yang besar, peningkatan perkembangan OA radiografi, dan fungsi pahadepan yang buruk.
Suplementasi vitamin D merupakan pengobatan alternatif pada lansia yang memiliki resiko terhadap kekurangan vitamin D dan memiliki kecenderungan fungsi fisik tubuh yang kurang baik. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa suplementasi vitamin D meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan fungsi fisik, dan menurunkan risiko kepada lansia yang memiliki defisiensi serumvitamin D. Namun, beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa suplementasi vitamin D tidak menunjukkan adanya peningkatan fungsi otot dan fisik. Dengan menggunakan Indeks Osteoartritis Universitas Ontario Barat dan McMaster (WOMAC) dan penilaian skala analog visual (VAS), efek suplementasi vitamin D disebutkan dapat mengurangi rasa sakit nyeri dan memperbaiki fungsi lutut pada pasien Osteoartritis. Sebaliknya, penelitian lain sebelumnya melaporkan tidak ada efek positif yang signifikan dari adanya suplementasi vitamin D terhadap pencegahan defisiensi tulang rawan tibial atau perbaikan pada nyeri lutut.

Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut ialah melalui konsep antropometri. Tinggi, berat badan, dan lingkar pinggang ditentukan menggunakan teknik pengukuran standar. Indeks massa tubuh (IMT) dihitung dengan membagi berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi (m2). Massa otot skeletal lampiran (ASM), persentase total massa lemak, massa lemak (FM), dan massa bebas lemak dinilai menggunakan analisis impedansi bioelektrik (BIA) (BC-418 Segmental Body Composition Analyzer; Tanita Corporation, Tokyo , Jepang). ASM diperkirakan sebagai jumlah darimassa otot rangka dari lengan dan kaki dalam kilogram. Indeks massa otot rangka (ASMI) appendicular dihitung sebagai ASM dibagi dengan tinggi kuadrat. Indeks otot rangka (SMI) dihitung sebagai persentase massa otot rangka skeletal (ASM) dibagi dengan berat badan (%).

Hasil

Efek pada Vitamin D dan Status PTH
Pada awal, rata-rata kadar serum 25 (OH) D pada pasien OA lutut adalah 20,73 ± 0,36 ng / mL. Tujuh puluh dua peserta (41,10%) memiliki defisiensi vitamin D, dan 103 pasien (58,90%) memiliki insufisiensi vitami D. Setelah 40.000 IU suplemen vitamin D2 per minggu selama enam bulan, ada peningkatan yang signifikan secara statistik dalam rata-rata serum 25 (OH) D level menjadi32,14 ± 0,59 ng / mL (p <0,001). Sebanyak seratus (57,10%) peserta OA lutut yang sebelumnya memiliki salah satu kekurangan vitamin D dalam kecukupan efisiensi di bawah ambang batas(28 dengan defisiensi konsentrasi baseline dan 72 dengan insufisiensi baseline). Setelah suplementasi dan pada timepoint enam bulan, 70 orang penderita OA dengan nyeri (40,00%) mengalami vitaminDinsufisiensi, dan hanya lima pasien (2,90%) memiliki defisiensi vitamin D. Selama pengobatan, kadar kalsium serum meningkat secara signifikan (p <0,05), tiga pasien OA (1,71%) mengalami hiperkalsemia (Ca> 10,5 mg / dL) dan PTH menurun secara signifikan (p <0,05) setelah suplementasi vitamin D.

Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah suplementasi vitamin D dapat meningkatkan kekuatan otot dan kinerja fisik pada pasien OA lutut dengan status vitamin D yang rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa OA lutut dengan suplementasi vitamin D2 meningkatkan kekuatan cengkeraman dan kinerja fisik, tetapi tidak menunjukkan kekuatan ekstrem. Kami juga menemukan bahwa suplemen vitamin D mengurangi kerusakan protein oksidatif, mengurangi rasa sakit, dan meningkatkan kualitas hidup.

Kesimpulan

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 40.000 suplementasi vitamin D2 menyebabkan kerusakan protein oksidatif, meningkatkan kualitas hidup, dan meningkatkan kekuatan cengkeraman dan kinerja fisik. Masih belum jelas apakah suplementasi vitamin D berhubungan dengan nyeri muskuloskeletal atau tidak. Dengan demikian, perawatan vitamin D mengurangi nyeri saat ini menggunakan VAS, tetapi tidak mengurangi rasa sakit selama aktivitas fisik, sebagaimana ditentukan oleh skor WOMAC. Namun demikian, suplemen vitamin D adalah cara yang aman dan murah untuk meningkatkan kekuatan otot dan fungsi fisik pada populasi ini. Berdasarkan temuan ini, kami merekomendasikan suplemen vitamin D pada pasien OA lutut yang memiliki fungsi fisik yang buruk.

DaftarPustaka :

Manoy, Pacharee. 2017. “Vitamin D Supplementation Improves Quality of Life and Physical Performance in Osteoarthritis Patients”. Journal Nutrients. www.mdpi.com.

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *