Artikel Press Release Survey Online
Pengaruh Sarapan Terhadap Tingkat Konsentrasi Berpikir
Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong selama 8-10 jam dan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik. Sarapan pagi termasuk dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang dalam pesan ke delapan. Makan pagi dengan makanan yang beraneka ragam akan memenuhi kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesegaran tubuh dan meningkatkan produktifitas dalam bekerja (Soekirman, 2000). Manusia membutuhkan sarapan pagi karena dalam sarapan pagi terdapat ketersediaan energi yang digunakan untuk jam pertama melakukan aktivitas. Akibat tidak sarapan pagi akan menyebabkan tubuh tidak mempunyai energi yang cukup untuk melakukan aktivitas terutama pada proses belajar karena pada malam hari di tubuh tetap berlangsung proses oksidasi guna menghasilkan tenaga untuk menggerakkan jantung, paru-paru dan otot-otot tubuh lainnya (Moehyi, 2009).
Berdasarkan uraian tersebut, Departemen Pendidikan dan Profesi ILMAGI melakukan survey online dengan tema Pengaruh Sarapan terhadap Tingkat Konsentrasi Berpikir pada mahasiswa dari berbagai jurusan dan program studi di Indonesia. Berdasarkan hasil survey, diperoleh sebanyak 91,7% responden mengatakan bahwa sarapan merupakan suatu hal yang penting dan sebanyak 97,5% responden beranggapan bahwa sarapan yang baik dilakukan sebelum beraktivitas di pagi hari. Namun, pada kenyataannya sebanyak 38% responden mengaku jarang melakukan sarapan, 33,6% mengaku sering, dan 27,1% mengaku selalu sarapan. Hal tersebut berbanding terbalik antara opini pentingnya sarapan dengan perilaku sarapan sehari-hari dimana hanya 1/3 dari responden yang mengaku selalu sarapan. Jika ditanya alasan, 2/3 responden yang mengaku jarang dan tidak selalu sarapan tersebut menyatakan bahwa tidak sempat melakukan sarapan (65,1%). Hal ini menunjukkan bahwa penyebab utama mahasiswa tidak melakukan sarapan adalah kurangnya manajemen waktu yang baik sehingga sulit untuk sarapan di pagi hari sebelum beraktivitas.
Sarapan dinilai memiliki dampak yang cukup besar dalam aktivitas sehari-hari. Berdasarkan survey, didapatkan hasil bahwa jika melewatkan sarapan di pagi hari, sebanyak 37,8% responden mengaku kurang fokus dalam menjalankan aktivitasnya, sedangkan 23,8% responden merasa lemas. Kemudian berdasarkan pengakuan responden, sebanyak 65,1% mengaku lebih fokus dan bersemangat ketika tidak melewatkan sarapan di pagi hari. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa sarapan memberikan asupan zat-zat gizi dan energi yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga tubuh menjadi lebih berenergi dalam melakukan aktivitas dan konsentrasi akan meningkat.
Sarapan idealnya dilakukan pada pagi hari sebelum melakukan aktivitas. Berdasarkan hasil survey, sebanyak 36,3% responden mengaku sarapan dari pukul 5 pagi sampai 7 pagi, 37,4% sarapan pada pukul 8 pagi sampai 10 pagi, dan 23,8% responden mengaku sarapan di atas pukul 10 pagi atau sewaktu-waktu. Hal tersebut menunjukkan mayoritas responden sudah menerapkan waktu sarapan yang baik yaitu rentang pukul 7 pagi sampai 9 pagi.
Sarapan umumnya dilakukan pada pagi hari, oleh karena itu terkadang kita akan memakan makanan yang cepat dan praktis untuk disajikan. Dilihat dari hasil survey terkait menu sarapan, sebanyak 55,1% responden mengaku bahwa terbiasa sarapan dengan menu yang sederhana, dan dapat digantikan dengan susu, sedangkan sebanyak 39,2% responden menyatakan bahwa sarapan harus dengan menu yang lengkap dan tidak bisa digantikan dengan susu. Jenis makanan untuk sarapan memang dapat dipilih dan disusun sesuai dengan keadaan. Namun, akan lebih baik bila terdiri dari makanan makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman dalam jumlah yang seimbang. Dengan begitu, kebutuhan energi dapat terpenuhi secara maksimal dan meningkatkan fokus untuk melakukan aktivitas sehari-hari (Kemenkes, 2014). Di akhir survey, sebanyak 73,5% responden menyatakan akan merubah kebiasaan dari jarang/tidak terbiasa sarapan menjadi lebih sering dan membiasakan sarapan sebelum beraktivitas di pagi hari.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sarapan merupakan suatu hal yang penting dan berpengaruh terhadap tingkat konsentrasi serta aktivitas sehari-hari. Kebiasaan sarapan setiap pagi sebelum memulai aktivitas perlu ditingkatkan sehingga konsentrasi dalam melakukan setiap aktivitas dapat meningkat dan menghasilkan pribadi yang lebih produktif. Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk bisa melakukan sarapan yaitu berniat dengan tekad yang bulat untuk merubah kebiasaan dari yang tidak pernah melakukan sarapan menjadi rajin sarapan, tidur lebih awal dan bangun lebih pagi supaya bisa menyiapkan sarapan, serta dapat dilakukan sosialisasi terkait pentingnya sarapan dan dampaknya bagi kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, sarapan dapat menjadi salah satu budaya yang melekat di masyarakat serta memberi manfaat yang baik untuk pembangunan bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Bakti Husada.
Moehji, S. 2009. ILMU GIZI 2. Penerbit Papas Sinar Sinarti. Jakarta: 63, 66.
Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.