Oleh: Anita Rachmatun Nikmah-UNSOED
PENDAHULUAN
Penyakit Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat dan kebanyakan menderita Diabetes Mellitus Tipe-2 (DMT2). Penyakit ini ditandai dengan tidak sempurnanya sekresi insulin pankreas sehingga menyebabkan hiperglikemia yang mengganggu aktivitas metabolisme karbohidrat, lemak dan lipid. Kebanyakan pasien DMT2 menggunakan suplemen kromium untuk meregulasi glukosa. Sebenarnya asupan kromium bagi pria dan wanita adalah 35 mg/hari untuk pria dan 25 mg/hari untuk wanita. Jumlahnya yang sedikit menjadikan kromium sebagai mikronutrien namun berperan sangat penting dalam homeostasis glukosa. Kekurangan Cr dapat menyebabkan intoleransi glukosa. Kromium banyak terdapat pada biji-bijian, brokoli, jamur dan kacang hijau (kromium klorida). Tujuan dari sistematis review dan meta analisis ini adalah untuk menilai efektivitas suplementasi kromium pada pasien DMT2.
METODE
Metode yang digunakan adalah pencarian literatur secara sistematis di Perpustakaan Pubmed, EMBASE, dan Conchare (dari database 11/2014) dengan tanpa batasan bahasa pencarian RCT atau studi Cohort yang mengevaluasi suplementasi Cr pada DMT2 antara kontrol dan melaporkan perbedaan baik hemoglobin terglikasi (A1C) atau Fasting plasma Glucose (FPG). Meta analis dilakukan pada setiap subtipe dari suplemen kromium secara terpisah dan dianalisis dengan efek model random untuk menghasilkan perbedaan tertimbang rata-rata dan interval kepercayaan 95% (CI). Heterogenitas dinilai dengan menggunakan statistik I2.
HASIL
Sebanyak 14 RCT (n = 875 peserta, rentang usia: 30-83 tahun, 8-24 minggu tindak lanjut) yang diidentifikasi (Cr klorida: n = 3 studi, Cr picolinat: n = 5 studi, bir ragi: n = 4 studi dan Cr ragi: n = 3 studi). Kromium klorida adalah trivalen alami berbagai kromium ditemukan dalam sumber makanan umum seperti: biji-bijian, brokoli, jamur dan hijau kacang. Hasil dari meta-analisis menunjukkan bahwa Cr klorida tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik pada menurunkan FPG pada pasien dengan DMT2 bila dibandingkan dengan plasebo -6.74 mg / dL (95% CI = -26.64 sampai 13.16, I2 = 31%).
Cr picolinat adalah bentuk garam sintetis kromium klorida. asam picolinat dapat berfungsi untuk meningkatkan penyerapan kromium. Setelah meta-analisis, Cr picolinat tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan secara statistik untuk menurunkan A1C -0.60% (95% CI = -1.27 sampai 0.07, I2 = 78%, n = 392) atau FPG -8.49 mg / dL (95% CI = -22.02 sampai 5.03, I2 = 48%) pada pasien dengan DMT2.
Tambahan suplemen Cr mungkin juga berasal dari Cr ragi. Hasil dari meta-analisis menunjukkan bahwa Cr ragi tidak memiliki signifikan secara statistik dalam menurunkan A1C 0.25% (95% CI = -1.07 sampai 0.57, I2 = 90%, n = 113) atau FPG -14.71 mg / dL (95% CI = -34.10 sampai 4.69, I2 = 70%).
Trivalen Cr dianggap bentuk biologis aktif dari Cr awalnya ditemukan pada bir ragi. Ragi tidak memiliki efek signifikan secara statistik dalam menurunkan A1C pada pasien dengan DMT2 -0.71% (95% CI = -2.29 sampai 0.87, I2 = 87%, n = 99). Namun, ragi menunjukkan signifikan secara statistik pada penurunan FPG -19.23 mg / dL (95% CI = -35.30 sampai -3.16, I2 = 21%) pada pasien dengan DMT2 dibandingkan dengan plasebo.
PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Cr tidak memiliki pengaruh signifikan secara statistik pada A1C bila diberikan pada pasien dengan DMT2. Cr klorida, Cr ragi atau Cr picolinat tidak meningkatkan FPG pada pasien dengan DMT2. Namun, ragi memiliki efek statistik yang signifikan dalam penurunan FPG jika dibandingkan dengan plasebo. Meskipun telah menyarankan bahwa suplementasi Cr memicu kontrol glukosa, ada cukup bukti dalam literatur untuk membuat kesimpulan yang pasti tentang efek Cr pada pasien dengan DMT2. Uji coba saat mengevaluasi Cr pada kontrol glikemik telah menyebabkan hasil yang bertentangan. Hasil dari 3 bulan secara studi acak single-blinded mengevaluasi orang dewasa dengan DMT2 (berusia 35-67 tahun) yang disarankan suplementasi Cr (42 mcg/hari) secara signifikan mengurangi baik A1C (9.51 ± 0.26% ke 6.68±0.28%; p<0.001) maupun FPG (197.65±8.68 mg/dL untuk 103.68 ± 6.64 mg/dL; p<0.001). Namun, hasil dari double-blinded RCT mengevaluasi Cr sebagai bahan pembantu terapi pada pasien dengan DMT2 menyebutkan tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara intervensi (Cr 400 mcg/hari) dan plasebo kelompok untuk A1C setelah 6 bulan (Anderson 1997). Selain itu, hasil dari double-blinded percobaan cross-over plasebo terkontrol mengevaluasi 30 pasien dengan DMT2 menyebutkan tidak ada perbedaan antara kontrol dan Cr diperlakukan (200 mcg/hari) subjek dalam kontrol glukosa (A1C, FPG) (Kleefstra 2007).
KESIMPULAN
Suplementasi Cr dengan ragi dapat memberikan manfaat marginal dalam menurunkan FPG pada pasien dengan DMT2 dibandingkan dengan kontrol plasebo. Namun suplemen Cr sebagai formulasi lain tidak memiliki efek pada A1C atau FPG. Akibatnya, masih terlalu dini untuk merekomendasikan suplementasi Cr sebagai bagian dari standar perawatan pada pasien dengan DMT2. Penelitian tambahan dengan ukuran sampel yang besar dan RCT dirancang dengan baik dituntut untuk lebih memahami populasi pasien yang akan memperoleh keuntungan dari Cr suplemen.
Sumber:
Yin, Raynold V dan Olivia J Phung. 2015. Effect of Chromium Supplementation on Glycated Hemoglobin and Fasting Plasma Glucose in Patients with Diabetes Mellitus. Nutrition Journal. Vol.14:14.