Ahli gizi, bila kita mendengar kata tersebut Hollister UK Outlet yang terlintas dalam pikiran ialah para ahli pembuat menu di rumah sakit. Tidak hanya dirumah sakit tetapi, ahli gizi berperan dalam masyarakat dan institusi. Dimana mereka berusaha mengobati penyakit tanpa menggunakan obat alami. Bukan hanya mengobati tetapi mencegah terjadinya suatu penyakit yang kemungkinan akan mendatangi Hollister Outlet UK tubuh kita.
Ahli gizi merupakan sutau profesi yang bekerja sama dalam koloborasi petugas kesehatan. Pengkoloborasi petugas kesehatan sangat diperlukan untuk mengatasi kasus. Disinilah peran ahli gizi diperlukan untuk kunjungan kepada pasien. Di rumah sakit ahli gizi atau seseorang yang telah lulus pendidikan gizi terdapat dua kompetensi, yaitu lulusan DIII gizi dan S1 ilmu gizi. Dimana kedua profesi ini memiliki kompetensi yang sedikit berbeda dalam bagian kegiatan fungsional. Seorang yang lulus dengan ijazah DIII gizi disebut dengan Technical Registerd Dietetion (TRD). Hollister Outlet Sedangkan untuk lulusan S1 ilmu gizi dengan penambahan pendidikan profesi gizi disebut dengan Registerd Dietetion (RD).
Ahli gizi di rumah memiliki tanggung jawab terhadap peningkatan status gizi secara perseorangan atau kelompok pada pasiennya. Diberbagai Rumah Sakit memilki aturan yang telah ditetapkan pada spesifikasi yang berbeda dalam hal pekerjaan. Namun, ada beberapa Rumah Sakit burberry outlet yang tidak menyediakan ahli gizi dalam pelayanan keprofesiannya. Sehingga tingkat penyebuhan pasien lebih rendah dibandingkan instansi yang telah memiliki ahli gizi.
Seorang ahli gizi rumah sakit memiliki kewajiban untuk melakukan visitasi ke ruangan pasien. Dimana dalam pelaksanaanya yang telah dianjurkan oleh persagi bahwa diperlukan penggunaan NCP (Nutrition Care Proces). Penggunaan tersebut untuk mengawasi perkembangan yang terjadi pada pasien yang ditangan. Studi lapangan ada beberapa ahli gizi yang malas melakukan NCP dikarenakan banyaknya pasien yang harus ditangani oleh ahli gizi. Dengan sumber daya manusia yang kurang hal tersebut menjadikan faktor terjadinya masalah baik secara etika ataupun keprofesian.
Pasien memiliki kewajiban untuk meminta pelayanan yang terbaik dari petugas kesehatan. Bukan hanya dari ahli gizi tetapi dari berbagai petugas kesehatan lainya. Ahli gzi berkewajiban untuk memberikan pelayanan terapi gizi pada pasien dan juga melakukan konseling terkait diet yang diberikan. Kosneling yang diberikan oleh ahli gizi haruslah sesuai dengan etika yang telah ditetapkan. Dimana profesi gizi menunjukan sikap, prilaku , budi luhur yang baik serta melakukan kerja sama yang baik. Kenyataanya, masih sedikit profesi gizi dalam konsleing gizi yang menerapkan etika tersebut. Banyak faktor terjadinya pelanggaran etika tersebut. Dianatarnya, terjadinya tumpang tindih pekerjaan yang diterima oleh profesi gizi karena kurangnya profesi gizi dalam suatu instansi terakit.
Kewajiban kode etik yang diberikan oleh persatuan ahli gizi Indonesia pada tahun 1990 dan Departemen kesehatan RI tahun 1999 telah mengeluarkan kebijakan. Ahli gizi telah dilakukan sumpah untuk tidak menungkapkan rahasia klien kepada siapapun. Namun, pada kenyataannya di Rumah Sakit tertentu yang telah memiliki ahli gizi dalam konseling dan vist ke ruangan pasien ahli gizi belum sepenuhnya melakukan hal tersebut.
michael kors uk
michael kors handbags
Tanpa adanya etika yang dilakukan oleh pada profesi khususnya ahli gizi mengakibatkan tidak terjadinya tujuan dari ahli gizi dalam membantu penyembuhan pasien. Penyembuhan pasien dengan terpai jika dilakukan sesuai dengan etika dan peraturanyang telah ditetapkan akan menciptakan masyarakat yang sehat dan produktif. Tujuan dari pemerintah dengan meningkatkan pelayanan dan pembinaan kesehatan masyarakat khususnya dibidang gizi akan cepat terselaikan.
Beberapa kasus yang banyak terjadi masyarakat ini menjadikan pr tersendiri bagi pemerintah dan kita sebagai masyarakt untuk selalu mengingatkan pemerintah bahwa perlunya penambahan sumber daya manusia dalam bidang tenaga kesehatan. Untuk menunjang kesehatan masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan produktif. Mencegah lebih baik daripada mengobati.
Sumber :
- Etika Profesi Gizi, Ketua DPP Persagi
- Standarisasi dan Registrasi Ahli Gizi .DR, Susetyowati, DCN, M.Kes
Oleh :
Najibah Nuraini -G2B012019-, Program Sarjana Gizi, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang