KAJIAN HARI PANGAN SEDUNIA
FOOD ESTATE FOR BETTER NUTRITION
Oleh: Departemen Isu dan Advokasi
Hari Pangan Sedunia diperingati pada tanggal 16 Oktober setiap tahunnya. Pada tahun 2021 ini, Hari Pangan Sedunia mengusung tema “Our Action Are Our Future – Better Production, Better Nutrition, Better Environment and A Better Live” yang menitikberatkan pada pentingnya sistem pangan berkelanjutan untuk membangun ketahanan pangan dunia yang lebih tangguh, mampu memperbaiki masalah gizi dan kualitas hidup masyarakat, dengan tetap memperhatikan dampaknya bagi lingkungan.
Berdasarkan Global Food Index, ketahanan pangan Indonesia secara keseluruhan turun dari peringkat 62 menjadi peringkat 69 dari total 113 negara pada 2020. Pandemi covid-19 juga berdampak pada kondisi ketahanan pangan Indonesia. Tak sedikit dari petani mengalami kerugian karena rendahnya pemasukan selama pandemi, terutama bagi petani kecil. Dampaknya, banyak hasil panen yang harus dipanen lebih awal atau rusak karena petani tidak mampu mengeluarkan biaya perawatan (BBC Indonesia, 2020). Ketergantungan Indonesia pada pangan impor untuk konsumsi dan bahan baku industri masih cukup tinggi. Sehingga produk lokal terkadang kalah saing. Alasan utama perlu dilakukannya impor saat ini (jika diperlukan) adalah karena harga pangan dunia cenderung stagnan dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut penelitian (Fentiana et al., 2019) kerawanan pangan dapat berakibat langsung pada rendahnya status gizi dan akan berdampak buruk bagi kesehatan anggota rumah tangga. Rumah tangga yang tidak aman pangan, komposisi menu tidak bergizi, tidak seimbang dan tidak bervariasi secara kualitas dan kuantitas dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan dan kekurangan gizi anggotanya terutama yang berada pada usia rawan seperti balita dan ibu hamil (Adriani & Wirjatmadi, 2012).
Berkaitan dengan tuntutan untuk meningkatkan ketahanan pangan dunia, pemerintah Indonesia memiliki program kerja unggulan di bidang ketahanan pangan yang disebut dengan Food Estate. Program food estate sebenarnya sudah pernah dirancang pada era sebelumnya. food estate pertama kali dibangun di pemerintahan Presiden Soeharto melalui Proyek lahan Gambut (PLG) di lahan 1 juta hektare, berlokasi di Kalimantan Tengah. Proyek ini berfokus pada pencapaian negara berswasembada beras. Pada masa orde baru ini, ketahanan pangan diarahkan pada ketersediaan sembako pada tingkat harga yang terjangkau. Pada saat itu Indonesia menjadi negara importir beras terbesar di dunia (Abdullah, S. 2015). Melalui kerjasama dan manajemen dari Bulog, pada tahun 1984 Indonesia berhasil merubah status dari Negara importer beras terbesar di dunia menjadi Negara berswasembada beras. Tercapainya Indonesia menjadi negara berswasembada beras membuat ketahanan pangan Indonesia menjadi lebih baik. Sehingga hal ini mencerminkan terpenuhinya asupan pokok masyarakat Indonesia. Namun proyek ini berakhir dengan kegagalan, hal ini disebabkan karena ketidaksesuaian lahan serta sosial budaya masyarakat.
Program food estate berlanjut hingga masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pada tahun 2006 pemerintahan Presiden SBY menggulirkan program “Merauke Integrated Rice Estate (MIRE)” yang berorientasi pada ekspor pangan ke negara yang membutuhkan namun program MIRE ini mengalami kegagalan sama seperti program sebelumnya. Seiring dengan perkembangan, pada tahun 2008 program MIRE berganti menjadi MIFEE (Merauke Integrated Food & Energy Estate). MIFEE melakukan pembangunan ekonomi khusus koridor 6 Papua dan Maluku. Pada tahun 2008 indonesia mencapai Negara berswasembada beras. Namun kondisi ini tidak berlangsung lama dikarenakan terjadinya global financial downturn pada tahun 2009 sehingga indonesia tetap memiliki ketergantungan beras dan pangan import lainnya yang masih sangat tinggi (Ardila Putri,2019). Berdasarkan studi literature, MIFEE pun juga mengalami kegagalan yakni dalam programnya dilapangan justru berbanding terbalik dengan rencana awal.
Program MIFEE ini masih berlanjut hingga masa pemerintahan Jokowi, dan Jokowi mengetok palu pembukaan 1,2 juta hektar lahan yang diperuntukkan MIFEE dengan harapan dapat meningkatkan produksi pangan lokal dan terwujudnya swasembada pangan di Indonesia dan bahkan dapat diekspor ke Negara lain (Abdullah,2015). Namun program ini juga tidak membuahkan hasil. Pembangunan MIFEE justru berdampak negatif terhadap masyarakat adat, mereka mengalami kesulitan mencari bahan makanan mirip sagu dan daging rusa setelah hutan-hutannya dikonversi untuk membangun program tersebut (Abdullah, S. 2015).
Tahun 2020, pemerintah memulai proyek Food Estate pada lahan bekas pengembangan lahan gambut (PLG) seluas 30.000 hektare di dua kabupaten di Kalimantan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas (Kementrian Pertanian RI). Program pembukaan gambut sendiri, berisiko menimbulkan bahaya lingkungan jangka panjang yang selanjutnya berpotensi menurunkan produktivitas tanaman pangan sehingga dapat menurunkan kuantitas dan kualitas pangan yang diproduksi. Program ini masih berjalan disamping banyaknya pro kontra seperti trauma akan kegalalan program sebelumnya, masalah lingkungan, dan lainnya.
Meninjau dari sisi peningkatan ketahanan pangan dan gizi masyarkat, sejauh ini belum diketahui data yang dapat menjawab dampak dari program Food Estate terhadap perbaikan gizi masyarakat terutama di daerah sekitar kawasan Food Estate. Komoditas yang diutamakan dalam program ini merupakan bahan baku industri, sehingga dampak tidak langsung yang dapat diharapkan adalah agar harga bahan-bahan pangan tersebut dapat lebih terjangkau sehingga masyarakat dapat mengakses bahan makanan yang lebih beragam.
Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan bersama dengan Bapak Nanang Nasrullah, S.T.P., M.Si selaku dosen gizi UPNVJ tentang “food estate for better nutrition” terdapat beberapa poin yang menjadi pembahasan, antara lain:
- Membahasan mengenai ketahanan pangan (food security), terdapat 6 pilar, yaitu akses (access), keterjangkauan (aviability), ketersediaan (utilization), kestabilan (stability), sustainability, dan agensi (agency). Namun di Indonesia masih menerapkan 3 pilar yaitu akses, keterjangkauan, dan ketersediaan. Definisi ketahanan pangan itu sendiri adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya dimana mengandung unsur kedaulatan dan kemandirian.
- Kondisi ketahanan pangan di Indonesia semakin menurun ditinjau pada produksi pangan namun jumlah populasi penduduk bertambah. Sekitar 56% bahan pangan diproduksi di Pulau Jawa, namun satu sisi terjadi alih fungsi lahan yang besar-besaran. Apabila tidak segera diantisipasi dengan membuka lahan pertanian di luar Pulau Jawa, bahaya terhadap ketahanan pangan di Indonesia. Jumlah petani berkurang dan luas lahan juga semakin berkurang.
- Food Estate adalah kegiatan usaha pertanian perkebunan yang terintegrasi mulai dari produksi sampai pengolahan, jadi tidak hanya bicara mengenai barang mentah. Petani tidak lagi ke tengkulak, bisa menjual langsung hasil pertanian. Dalam pelaksanaannya, food estate juga terdapat teknologi yang mumpuni.
- Manfaat food estate yaitu:
- Meningkatkan nilai tambah hasil produksi sektor pertanian lokal
- Meningkatkan tenaga kerja
- Harga barang turun karena produksi skala besar
- Terintegrasi pola produksi, pengolahan, dan perdagangan
- Terbukanya potensi ekspor
- Konsep food estate for better nutrition membahas mengenai seberapa banyak macam bahan makanan yang dikembangkan (diversifikasi) karena food estate lebih kepada production approach yang merupakan salah satu upaya ketahanan pangan yang hanya berfokus kepada ketersediaan pangan. Food estate belum membahas akses (keterjangkauan) hasil pertanian kepada masyarakat dapat terjamin atau dapat dikatakan murah. Selain itu food estate juga belum bisa menjamin pola konsumsi (utility) masyarakat Indonesia yang beragam.
Berdasarkan hasil diskusi anggota Departemen Isu dan Advokasi, terdapat saran yang perlu ditindaklanjuti kepada pihak terkait, antara lain:
- Kepada BKP dan Direktorat Jendral Gizi Kementerian Kesehatan diharapkan melakukan survei di masyarakat yang terkena dampak pembukaan lahan atau pengalihan fungsi hutan, karena menyebabkan kurang nya sumber pangan yang ada di hutan dan penurunan fungsi sungai sehingga beresiko memberikan dampak negative berupa penurunan status gizi dan kesehatan masyarakat khsusnya di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, dan Nusa Tenggara Timur dimana lahan food estate berada. Selain itu, memastikan bahwa distribusi hasil panen food estate dapat dijangkau oleh masyarakat sekitar secara mudah dan merata serta menjamin masyarakat Indonesia dapat mengonsumsi makanan yang beragam.
Daftar Pustaka
Hambali. 2012. Perbandingan Hubungan Negara-Pasar Rezim Soeharto dan Pemerintahan SBY. Jurnal Heritage. 1(2). 47-50.
Abdullah, S. 2015. MIFEE dan Mimpi Swasembada Beras. Retrieved April 14, 2021
Simamora, Beltahmamero dkk. 2021. Analisis Asumsi-Asumsi pada Program Food Estate di papua. Prespektif: 10 (2). 294-295.
Putri, Ardila. 2019. Pengagendaan Isu Pangan Sebagai Isu Pangan Pada Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) : Studi Pada Kebijakan Food Estate. Jurnal Pir, 4(1) : 27-28
Jatmiko P. Bambang. 2021. Pemerintah Diminta Evaluasi Total Program “Food Estate”. Kompas. Diakses pada 15 November 2021 https://money.kompas.com/read/2021/06/21/193354026/pemerintah-diminta-evaluasi-total-program-food-estate?page=all#page2
Hidayati IN, Suryanto. 2015. Pengaruh perubahan iklim terhadap produksi pertanian dan strategi adaptasi pada lahan rawan kekeringan. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan. 16(1): 42-52.
Agrofarm. 2021. Ancaman Krisis Pangan: Food Estate dan Strategi Ketahanan Pangan Lokal. https://www.agrofarm.co.id/2021/07/ancaman-krisis-pangan-food-estate-dan-strategi-ketahanan-pangan-lokal/
Kemenkeu. 2021. Pulihkan Pandemi, Hentikan Perubahan Iklim. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/14201/Pulihkan-Pandemi-Hentikan-Perubahan-Iklim.html
Kumparan. 2021. Gairah Food Estate Tekan Petani dan Masyarakat Setempat. https://kumparan.com/user-08092021091720/gairah-food-estate-tekan-petani-dan-masyarakat-setempat-1wUQ8eSFrr9
BBC Indonesia. 2020. Resesi di Depan Mata, Petani Paling Terdampak Harus Hadapi Harga yang Hancur. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-53670116
Kementrian Pertanian RI. Dampingi Presiden Jokowi di Kalteng, Mentan SYL Siap Percepat Bangun Food Estate. https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=4443