Oleh : Deviana Ayushinta – Universitas Jenderal Soedirman
Kopi dilaporkan menjadi minuman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Kopi merupakan salah satu minuman favorit di dunia dengan konsumsi 6,7 juta ton per tahun. Kopi dapat mempengaruhi tekanan darah karena adanya polifenol, kalium, dan kafein yang terkandung di dalamnya. Polifenol menghambat terjadinya atherogenesis dan memperbaiki fungsi vaskuler. Kalium menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan menghambat pelepasan renin sehingga terjadi peningkatan ekskresi natrium dan air. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penurunan volume plasma, curah jantung, dan tekanan perifer sehingga tekanan darah akan turun. Kafein memiliki efek yang antagonis kompetitif terhadap reseptor adenosin. Adenosin merupakan neuromodulator yang mempengaruhi sejumlah fungsi pada susunan saraf pusat. Hal ini berdampak pada vasokonstriksi dan meningkatkan total retensi perifer, yang akan menyebabkan tekanan darah naik.
Hasil dari sebuah penelitian menunjukan bahwa subjek yang memiliki kebiasaan minum kopi >3 cangkir per hari dapat menoleransi efek kafein pada kopi, sehingga tidak berefek meningkatkan tekanan darah. Tubuh memiliki regulasi hormon kompleks yang bertugas menjaga tekanan darah yang dapat menyebabkan toleransi tubuh terhadap paparan kafein pada kopi secara humoral dan hemodinamik, ketika paparan kafein itu terjadi secara terus menurus. Konsumsi kopi pada dosis tertentu, cenderung menurunkan tekanan darah. Hal ini disebabkan oleh kandungan kalium pada kopi yang tinggi. Penelitian meta analisis telah dilakukan untuk membandingkan perubahan tekanan darah antara subjek yang diberi tablet kafein dan subjek yang diberi kafein dalam kopi. Penelitian ini menghasilkan peningkatkan tekanan darah pada subjek yang diberi tablet kafein lebih tinggi dibandingkan subjek yang diberi kafein melalui kopi.
Semakin kental kopi, maka kandungan kafein semakin tinggi. Kafein memiliki sifat diuretik pada ginjal sehingga meningkatkan ekskresi urin. Sifat diuretik ini mampu menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan ekskresi air dan natrium. Di sisi lain, konsumsi kopi berdampak pada terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah. Oleh karena itu, dengan kebiasaan minum kopi maka tubuh mampu menoleransi dampak kafein. Kebiasaan minum kopi meningkatkan risiko kejadian hipertensi, namun tergantung dari frekuensi harian.
Sumber :
Andrew O Odegaard, Mark A Pereira, Woon-Puay Koh, Kazuko Arakawa, Hin-Peng Lee, and Mimi C Yu. 2015. Coffee, tea, and incident type 2 diabetes: the Singapore ChineseHealth Study. The American Journal of Clinical Nutrition. Am J Clin Nutr2008;88:979 – 85.
Martini Ayu. 2012. Faktor Resiko Hipertensi Ditinjau dari Kebiasaan Minum Kopi. Universitas Diponegoro.