Berbagai aspek aktivitas yang dilakukan masyarakat sekarang ini perlu ditunjang oleh konsumsi terhadap apa yang dimakan, menjadi aspek penting untuk mengoptimalkan kinerja yang sedang dilakukan. Dapat dilihat seorang ahli gizi, sekarang ini sudah menjadi sebuah tenaga kesehatan yang semakin dibutuhkan oleh masyarakat. Nyatanya, jumlah ahli gizi sekarang ini masih sangat sedikit.
Jumlah ahli gizi yang tidak seimbang ini dengan kebutuhan dikarenakan bidang ini masih dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Sekarang ini, masyarakat masih menganggap kehadiran ahli gizi bukanlah prioritas utama dan masih bisa dijalani oleh diri sendiri. Sisi ini didukung oleh sempitnya pandangan masyarakat akan lapangan pekerjaan yang bisa diambil oleh ahli gizi. Selain itu, adanya kesalahan presepsi antara ahli gizi dan dokter gizi. Ketidak tahuan masyarakat tentang bidang ini membuat ahli gizi terlihat kecil perannya.
Jika dilihat dari kebutuhan ahli gizi itu sendiri, sebenarnya kehadiran ahli gizi sangat diperlukan. Baik oleh perusahaan yang bekerja di bidang makanan, kesehatan, maupun perusahaan dibidang yang lainnya. Di rumah sakit besar pun, jumlah ahli gizi masih belum memadai. Di salah satu rumah sakit di Jakarta, jumlah ahli gizi hanya satu orang. Banyak perusahaan itu sendiri membutuhkan tenaga gizi untuk menunjang kinerja karyawannya.
Terlebih lagi perannya yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia sendiri untuk memperbaiki kualitas derajat gizi. Kebutuhannya tersebut dapat dilihat dari angka gizi buruk di Indonesia. Pada tahun 2012, Indonesia merupakan negara yang berada di peringkat ke-5 kasus gizi buruk sedunia. Jumlah bayi kurang gizi
yang berada di Indonesia pada tahun
2012 mencapai 900 ribu jiwa yang merupakan 4,5 persen dari total balita yang ada di Indonesia.
Dilihat dari berbagai permasalahan dan kebutuhan akan ahli gizi, berbagai Universitas memandang bahwa perlunya mencetak lulusan ahli gizi. Beberapa universitas negeri besar seperti IPB, UGM, UNBRAW, dan UI sudah membuka jurusan gizi. Dari semakin banyaknya lulusan baru dibilang gizi bisa mengatasi masalah akan kurangnya tenaga gizi di Indonesia.