Mitos atau Fakta Kuning Telur Dapat Menaikkan Kadar Kolesterol?

KUNING TELUR DAPAT MENAIKKAN KADAR KOLESTEROL, MITOS ATAU FAKTA
Menurut data dari Kementerian Kesehatan penyakit jantung di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa faktor diduga sebagai pemicu penyakit jantung diantaranya obesitas, karena meningkatnya IMT yang menyebabkan meningkatnya fungsi metabolik tubuh yang membutuhkan suplai oksigen lebih besar, sehingga beban kerja otot jantung meningkat. Salah satu faktor penyebab penyakit jantung koroner adalah mengonsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang berlebihan. Kolesterol tinggi dapat menjadi faktor pemicu penyakit jantung koroner karena kolesterol tinggi penyebab terjadinya sumbatan di pembuluh arah perifer yang mengurangi suplai darah ke jantung. Kolesterol tinggi juga dapat menjadi pemicu hipertensi dan stroke.
Telur merupakan salah satu makanan dengan sumber gizi terbaik bagi tubuh. Selain kaya akan protein dan lemak, telur juga mengandung berbagai jenis vitamin dan mineral penting. Meski demikian, orang sering beranggapan bahwa konsumsi telur sebaiknya hanya putihnya saja dan hindari mengonsumsi bagian kuningnya karena berisiko membuat kolesterol darah naik.  Faktanya, penelitian justru menunjukkan kadar kolesterol yang meningkat saat mengonsumsi telur adalah HDL (High Desity Lipoprotein) alias kolesterol baik.
HDL merupakan protein dalam plasma darah yang memperbaiki kerusakan dan mengurangi kolesterol dari tubuh. HDL mengangkut kolesterol dari jaringan tubuh ke hati untuk dibuang (dalam empedu). Oleh karena itu, HDL juga populer dengan sebutan kolesterol baik. Bahkan faktanya semakin tinggi kadar kolesterol HDL dalam darah, semakin rendah risiko penyakit arteri koroner pada orang tersebut.
Kuning telur mengandung kalori, protein, karbohidrat, lemak jenuh, kalsium, posfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C. Kadar kolesterol ternyata tidak sama untuk setiap orang. Ada banyak faktor yang bisa memengaruhi jumlah kolesterol dalam darah, antara lain pola makan, jumlah makanan, dan jenis makanan yang dikonsumsi seseorang. Orang yang sama sekali tidak makan kuning telur tapi penyantap rutin daging merah atau makanan yang digoreng, misalnya, tentu saja lebih berisiko mengalami peningkatan kadar kolesterol dalam darahnya.
Hasil penelitian Badan Litbang Kemendagri: “Penelitian ilmiah menemukan, bahwa memakan makanan mengandung kolesterol tidak berdampak nyata pada metabolisme kolesterol. Artinya, mengonsumsi makanan tinggi kolesterol tidak berarti Anda serta merta akan mengembangkan kolesterol tinggi. Beberapa bukti menunjukkan, bahwa telur bahkan mungkin bermanfaat untuk meningkatkan tingkat kolesterol HDL, kolesterol ‘baik’ yang terkait dengan rendahnya risiko penyakit jantung.”
Jadi kesimpulannya kuning telur dapat menaikkan kadar kolesterol adalah tidak benar atau MITOS. Kuning telur tidak sama dengan kolesterol. Meskipun begitu, mengonsumsi telur dalam jumlah banyak per hari dalam jangka waktu lama dipastikan bisa membuat kadar kolesterol dalam darah meningkat karena kandungan lemak jenuhnya. Mengonsumsi empat telur ayam per minggu per hari dinyatakan masih dalam batas aman untuk kesehatan. Selain itu, perhatikan juga cara mengolahnya. Jika diolah dengan cara goreng, tentu saja potensi meningkatnya kadar kolesterol semakin besar.

DAFTAR PUSTAKA
Soleha, Maratu. 2015. Kadar Kolesterol Tinggi Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar Kolesterol Darah. Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes Kemenkes RI Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. Vol.1.2.2015: 85-9

Saidi, Muhamad. 2016. CHOLESTEROL CONTENT OF FOODS ORIGINATING
FROMANIMAL TISS. Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Badan Litbangkes, Depkes RI.

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *