MEMBATASI ASUPAN KALORI DAPAT MEMPERLAMBAT PENUAAN, MITOS ATAU FAKTA?
Oleh : Erinda Nurrahma (Universitas Gadjah Mada)
Seiring bertambahnya usia, setiap orang akan mengalami sebuah proses alamiah berupa penuaan. Penuaan merupakan suatu proses biologis kompleks sebagai hasil dari penuaan intrinsik (dari dalam tubuh seperti genetik) dan penuaan ekstrinsik (dari lingkungan). Penuaan ditandai dengan hilangnya integritas fisiologis secara progresif yang memicu gangguan fungsi dan meningkatkan risiko kematian. Secara perlahan, tubuh akan kehilangan kemampuan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri (regenerasi) serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Puspitaningsih, 2015).
Mayoritas orang ingin tetap awet muda karena berbagai alasan, seperti agar tetap sehat dan produktif. Berbagai upaya banyak dilakukan untuk memperlambat proses penuaan tersebut, salah satunya adalah dengan membatasi asupan kalori harian. Pembatasan kalori adalah suatu pola makan yang memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi tubuh agar tetap sehat, tetapi meminimalkan energi (kalori) yang dikonsumsi.
Berbagai penelitian terkait pengaruh pembatasan kalori terhadap proses penuaan telah banyak dilakukan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Most, dkk (2017), pembatasan kalori dapat meningkatkan derajat kesehatan dan memperlambat kerusakan molekuler baik dalam tubuh hewan coba, maupun manusia.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Jepang (2005) di Okinawa, Jepang, terdapat 50 dari 100.000 penduduk yang berusia 100 tahun atau lebih dengan rata-rata angka harapan hidup seluruh penduduknya sekitar 80 tahun. Jika dibandingkan dengan negara industri lainnya, angka tersebut 4-5 kali lebih besar dari populasi penduduk berusia 100 tahun atau lebih di negara tersebut. Tingginya angka harapan hidup masyarakat Okinawa diduga dipengaruhi oleh penerapan pembatasan kalori. Penduduk Okinawa yang berusia dewasa mengonsumsi 17% kalori lebih sedikit dibandingkan rata-rata asupan kalori orang Jepang lainnya dan 40% lebih sedikit dibandingkan rata-rata asupan kalori orang Amerika Serikat. Pengurangan 10-15% kalori yang dikonsumsi penduduk Okinawa diestimasi berdasarkan kebutuhan energi dengan perhitungan Harish-Benedict. Selain itu, pola makan penduduk Okinawa juga lebih rendah dalam protein (9% dari total kalori) serta kaya akan sayuran segar, buah-buahan, ubi jalar, kedelai, dan ikan. Sayangnya, seiring adanya arus globalisasi dan beredarnya makanan cepat saji di Okinawa, pola makan penduduk Okinawa telah berubah menjadi kebarat-baratan dan kurang sehat sehingga angka kematian pun meningkat.
Pembatasan kalori mampu mencegah kerusakan akibat toksin eksogen melalui efek perlindungan, perbaikan, dan pergantian yang mencegah disfungsi akibat proses endogenus dan molekul toksin. Pembatasan kalori bertindak sebagai stressor ringan yang meningkatkan hormosis sehingga menyebabkan efek baik dari respon seluler dan stres berulang (Lee, dkk, 2016).
Ratusan studi pendahuluan juga telah menunjukkan bahwa pembatasan kalori, melalui penghambatan jalur sensor nutrisi dan inflamasi dapat mengaktifkan jalur berbagai molekul yang mendukung proteostasis, stabilitas genom, ketahanan stres, dan fungsi stem cell serta berakhir meningkatkan kesehatan dan memperpanjang usia. Data dari studi epidemiologi, eksperimental, dan klinis secara kuat menunjukkan bahwa mempertahankan berat badan ideal dan mencegah akumulasi lemak perut sangat penting untuk pencegahan beberapa penyakit kronis dan mendukung proses penuaan yang sehat (Most, dkk, 2017).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pembatasan kalori dapat memperlambat proses penuaan adalah FAKTA apabila komposisi nutrisi yang dikonsumsi tepat dan tidak menyebabkan malnutrisi. Selain itu, untuk memperoleh penuaan yang sehat dan mencegah berbagai penyakit kronis, perlu dilakukan pengaturan berat badan ideal serta pencegahan penumpukan lemak abdominal.
Referensi :
Lee, C., & Longo, V. (2016). “Dietary restriction with and without caloric restriction for healthy aging” dalam F1000Research, 5.
Most, J., Tosti, V., Redman, L. M., & Fontana, L. (2017). “Calorie restriction in humans: an update”. Ageing research reviews, 39, 36-45.
Puspitaningsih, D. (2015). “Adaptasi Diri Pada Lansia Di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto” dalam Hospital Majapahit, 6(2).