Mitos atau Fakta Mengkonsumsi Teh Setelah Makan Dapat Menyebabkan Anemia?

Mitos atau Fakta : Mengkonsumsi Teh Setelah Makan Dapat Menyebabkan Anemia?
By Zahrotul Ula

Tahukah kamu bahwa salah satu masalah gizi di Indonesia yang sampai saat ini masih berlangsung adalah masalah anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi zat besi merupakan suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah dan kapasitas oksigen tidak mencukupi. Penyebab terjadinya anemia adalah kekurangan zat besi. “Apapun makanannya minumnya…” mungkin iklan tersebut tidak asing lagi di telinga orang Indonesia dan ternyata realitanya pun seperti itu. Di Indonesia apabila kita datang ke rumah makan pasti akan mendapatkan minuman gratis yaitu teh tawar, dimanapun itu baik di rumah makan padang, rumah makan sunda, pecel lele, kedai bakso dsb. Lalu apa hubungannya teh dengan masalah gizi anemia? Padahal kita tahu bahwa teh mengandung antioksidan yang tinggi dan baik juga untuk kesehatan. Menilik dari kandungannya ternyata teh memiliki kandungan pelifenol didalamnya yaitu tanin. Dalam secangkir teh mengandung 30 mg tanin. Tannin ini merupakan zat anti gizi yang bereaksi terhadap zat besi yang berarti tanin ini menghambat penyerapan zat besi di dalam tubuh kita.
Selain di Indonesia negara-negara di Asia lainnya memiliki pola konsumsi meminum teh, mulai dari sarapan disediakan teh sambil membaca koran maupun ketika istirahat kerja. Diketahui juga negara-negara di Asia memiliki kekhasan dalam jenis teh yang diminum. Teh hijau yang khas berasal dari Jepang dan Indonesia yang khas akan teh hitamnya.
Sebuah penelitian pernah dilakukan dengan membandingkan penyerapan zat besi pada individu yang makan dan minum air putih dan individu yang makan dan minum air teh, hasilnya penyerapan zat besi pada individu yang minum air putih sebesar 22.1 % sementara individu yang minum air teh penyerapan zat besinya sebesar 6.9 % hal ini berarti bahwa teh dapat menurunkan penyerapan zat besi hingga 70 %. Penelitian lain menyebutkan bahwa teh hitam merupakan inhibitor penyerapan zat besi yang paling kuat jika dibandingkan dengan teh lain.
Di Taiwan pernah dilakukan penelitian terhadap pria yang mengalami berusia 48 tahun dengan pekerjaan sebagai sales dan manajer marketing yang dan menderita anemia. Ketika dilakukan survey lebih lanjut terhadap pola konsumsi, pria ini mengonsumsi teh hijau 1500 ml/ hari dikarenakan oleh pekerjaannya yang setiap harinya bertemu dengan kliennya dan menjamu serta meminum teh bersama dan jenis tehnya merupakan teh hijau.
Dari penjelasan di atas telah kita ketahui bahwa adanya hubungan teh dan anemia adalah FAKTA. Teh disebut sebagai inhibitor penyerapan zat besi karena terkandung didalamnya tannin. Jenis teh yang paling kuat sebagai inhibitor adalah teh hitam jika dibandingkan dengan jenis-jenis teh lainnya. Namun bukan berarti meminum teh hijau sebagai pendamping makanan tidak masalah,
Lalu apakah berarti sekarang kita harus berhenti meminum teh ? tidak. Bukan berarti kita tidak boleh mengonsumsi teh sama sekali, hanya saja meminum teh tidak dianjurkan menjadi pendamping makanan yang kita makan terutama ketika makanan yang kita makan merupakan sumber zat besi seperti daging merah serta meminumnya sejam setelah makan.
Diperbolehkan mengonsumsi teh diluar waktu-waktu makan tersebut dan jangan pula mengonsumsi teh berlebihan. Karena teh juga merupakan salah satu minuman relaksasi yang dapat membantu merelaksasikan tubuh maka teh cukup baik untuk dikonsumsi. Jadi, mulai sekarang perbaiki pola konsumsi kita dan lebih cermat dalam mengobinasi makanan sehari-hari. Minumlah air putih sebagai minuman pendamping ketika makan atau bisa juga dengan minuman yang mengandung vitamin C seperti jus jeruk karena jelas lebih baik dan vitamin C juga dapat membantu penyerapan zat besi dalam tubuh. Serta perbanyaklah mengkonsumsi sumber zat besi terutama yang berasal dari hewan (hewani) untuk meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah karena protein hewani lebih mudah diserap dalam tubuh jika dibandingkan dengan sumber zat besi yang berasal dari tumbuhan (nabati). Karena tercukupinya kadar Hb dalam darah akan membantu peredaraan oksigen ke seluruh tubuh sehingga dapat menjadikan tubuh lebih produktif dan meningkatkan daya konsentrasi.

DAFTAR PUSTAKA
Husnil Wardiyah, Yustini Alioes, Dian Pertiwi. Perbandingan Reaksi Zat Besi Terhadap Teh Hitam dan Teh Hijau Secara In Vitro dengan Menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Frank S. Fan. Iron Deficiency Anemia Due To Excessive Green Tea Drinking. doi: 10.1002/ccr3.707

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *