MITOS ATAU FAKTA : SEAFOOD MENGANDUNG MERKURI?

Oleh : Andrew, Universitas Indonesia

Seafood merupakan makanan dengan protein rendah lemak yang mempunyai rantai asam lemak panjang omega 3, sehingga sangat baik untuk perkembangan saraf mata, menurunkan risiko jantung koroner (stroke), dan meningkatkan durasi kehamilan yang dapat mempengaruhi tingkat kognitif bayi. Makanan ini mengandung banyak vitamin A, B-kompleks, D, dan mineral seperti selenium (bisa mengurangi jumlah akumulasi merkuri di ikan dan manusia), iodin, besi, dan zink.

Selain dampak positif, kita juga bisa mendapatkan dampak buruk dari memakan seafood yang terkontaminasi lingkungan, seperti mengandung metil merkuri (dihasilkan oleh mikroorganisme air yang bisa membioakumulasikan racun, sehingga menyebabkan gangguan saraf saat lahir), patogen (menyebabkan IQ turun), racun laut, dan logam berat (timah, mangan, kromium, cadmium, dan arsenik, tetapi dapat ditangani dengan memasak, menangani, dan menyimpan makanan secara tepat).

Adapun penelitian dilakukan di Pulau Faroe oleh EPA (Environmental Protection Agency) selama 10 tahun untuk memastikan dampak memakan seafood bagi perkembangan penduduk di sebuah wilayah. Pertama, penduduk di Pulau Faroe ini mengonsumsi ikan seperti paus pilot yang mengandung merkuri tinggi, sehingga penduduk di sana menunjukan efek buruk dari paparan merkuri terhadap gangguan fisiologis neuron (bahasa, perhatian, dan memori). Kedua, penduduk (ibu mengandung, wanita yang berpotensi mengandung, dan anak muda) yang diteliti oleh agensi EPA ini disarankan untuk mengonsumsi seafood seperti udang, tuna, salmon, pollock, dan catfish, yang memiliki tingkat merkuri rendah. Untuk konsumsi tuna putih masih diperkenankan karena memiliki tingkat merkuri yang sedang, tetapi untuk konsumsi ikan hiu, pedang, kembung, dan tilefish sangatlah tidak dianjurkan karena mengandung tingkat merkuri yang tinggi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pada umumnya seafood itu mengandung merkuri, tetapi memiliki tingkat yang berbeda-beda, porsi yang disarankan untuk mengonsumsi seafood ini adalah 340g (2 kali makan), dan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari asam lemak seafood, kita bisa mengonsumsi EPA+DHA 250-500mg/hari. Sehingga dengan demikian, walaupun kita mengonsumsi seafood, hal itu tidak akan berbahaya untuk tubuh kita, selama kita masih memakan seafood di batas dan jumlah porsi yang wajar ya!

DAFTAR PUSAKA
Rosalee S. Hellberg, C. A. (2017). Risk-Benerfit Analysis of Seafood Consumption: A Review. Comprehesive Reviews in Food Science and Food Safety.

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *