MITOS ATAU FAKTA: SENAM DAPAT MENURUNKAN KADAR GULA DARAH?

Oleh : Dhea Marliana Salsabila, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Data dari WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2000 prevalensi Diabetes Mellitus pada semua kelompok umur di seluruh dunia 2,8% diperkirakan menjadi 4,4% pada 2030 (Nugraha, Andri, et al., 2016). Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan glukosa darah yang disebabkan kelainan sekresi insulin, kerja insulin ataupun keduanya (ADA dalam Isdamayani, 2015).

Penatalaksanaan diabetes mellitus terdiri dari 5 pilar utama yang salah satunya adalah olah raga. Olah raga yang danjurkan salah satunya yaitu jenis aerobik karena kebutuhan oksigen selama kerja harus terus terpenuhi oleh tubuh, sehingga sistem transport oksigen diharuskan bekerja intensif secara terus menerus organ-organ yang penting yang bekerja dan pengeluaran energi berlangsung cukup efektif (Santoso, 2005). Senam diabetes adalah latihan fisik aerobik bagi penderita diabetes dengan serangkaian gerakan yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas, dan durasi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Senam diabetes akan lebih baik dilakukan dalam waktu 45 menit dengan frekuensi 3-5 kali perminggu (Ashadi, 2008).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar gula darah sebelum senam pada pasien DM tipe II distribusi rata-rata sebesar 164,50 mg/dl. Sedangkan, kadar gula darah sesudah senam pada pasien DM tipe II distribusi rata-rata sebesar 145,13 mg/dl. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji t-test dependent didapatkan nillai p value = 0,0000 maka Kriteria pengujian adalah bila p value< alpha dengan derajat kepercayaan 5% (0,05) maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar gula darah pasien DM tipe II sebelum dan sesudah senam diabetes, dengan adanya penurunan kadar gula darah sesudah melaksanakan senam diabetes. (Nugraha, Andri, et al., 2016).

Masalah utama dari DM tipe II ini adalah kurangnya respon reseptor insulin terhadap insulin, sehingga insulin tidak dapat masuk kedalam sel-sel tubuh dan otot yang berkontraksi secara aktif. Oleh karena itu olah raga pada DM tipe II akan menyebabkan berkurangnya kebutuhan insulin eksogen karena pada otot yang aktif sensivitas reseptor insulin meningkat. (Nugraha, Andri, et al., 2016).

 

Sumber

Asdie, A.H. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Isdamayani, Linda dan Binar Panunggal. 2015. Kandungan Flavonoid, Total Fenol, dan Antioksidan Snack Bar Sorgum sebagai Alternatif Makanan Selingan Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal of Nutrition College 4(2): 342-343.

Nugraha, Andri, et al. 2016. Kadar Gula Darah Sebelum dan Sesudah Melaksanakan Senam Diabetes pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK). 9(2).

Santoso, M. 2006. Senam Diabetes Indonesia: Persatuan Diabetes Indonesia, seri 2. Jakarta: Yayasan Diabetes Indonesia.

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *