NUTRISI DAN STATUS ZAT GIZI MIKRO PEKERJA WANITA DI PABRIK GARMEN DI KAMBOJA

Oleh : Putri Hersya Maulia, Universitas Airlangga

PENDAHULUAN

Adanya masalah yang berkaitan dengan kondisi kesehatan dan status gizi para pekerja wanita di Pabrik Garmen Kamboja menjadi akibat dari kurangnya  dukungan kesejahteraan dari perusahaan. Upah yang minimal dengan beban kerja yang cukup tinggi menjadi alasan mengapa banyak investor asing menanamkan modalnya di sini. Sudah banyak pihak yang memperhatikan status gizi pekerja wanita di Pabrik Garmen. Malnutrisi banyak terjadi dan dibuktikan dengan tingginya kasus pingsan dan kelelahan pada pekerja. Namun, data-data yang membuktikan bahwa terjadi malnutrisi pada pekerja wanita masih sedikit. Data penelitian mengenai dampak intervensi LUPROGRAM (ketetapan pemberian makan siang pada pekerja pabrik garmen) juga terbatas.

Subyek penelitian ialah wanita usia subur berusia kurang dari 31 tahun saat penelitian dimulai, dan yang belum pernah hamil dan/atau usia kehamilannya tidak mencapai 28 minggu (nulipara). Jumlah responden 223 orang.

Metode

Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional, dengan membagi subyek penelitian menjadi 2 kelompok, yakni kelompok intervensi dan kontrol. Tiapkelompok memiliki 165 orang walaupun jumlah sampel yang dibutuhnya 130 orang. Kelebihan sebanyak 20% ini dilakukan untuk menjaga jika ada subyek yang tidak bisa melanjutkan penelitian.Kelompok intervensi akan diberikan makan siang gratis (LUPROGAR) selama masa penelitian. Kelompok kontrol mendapat kompensasi yang seimbang berupa uang, setelah penelitian berakhir.Pabrik garmen yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah pabrik yang memiliki jam kerja 6 hari per minggu, yang mana pihak manajemennya setuju untuk bergabung dalam penelitian ini.

HASIL

  1. Subyek penelitian

Ada 267 pekerja yang mendaftar. 229 pekerja memenuhi kriteria inklusi. 30 orang berhenti bekerja. 8 orang lainnya keluar dari penelitian. 6 orang lainnya ditolak saat pemeriksaan klinis di awal penelitian karena tidak memenuhi kriteria. Jadi Usia subyek berkisar antara 19,3 – 22,3 tahun. Lama bekerja responden di pabrik berkisar antara 5,2 – 20,1 bulan. 148 orang diantaranya pernah bekerja di pabrik garmen juga sebelumnya. Pendapatan bulanan antara 170 – 210 USD. 222 responden menyatakan bahwa pendapatannya juga untuk membiayai keluarga, dimana pengeluaran rata-rata per bulan adalah 100 USD.

  1. Status gizi

Dari hasil pengukuran antropometri didapatkan bahwa terdapat:

31,4% underweight, 23,2% mild underweight, 5,8% moderate underweight, 2,2% severe underweight, 65,9% normal, 2,7% overweight.

  1. Hasil pemeriksaan hemogloblin dan status mikronutrien lain dalam darah. Ada 223 responden, namun 4 sampel darah ditolak. Jadi, terdapat 219 sampel darah yang diuji dan didapatkan hasil:
  2. Status hemoglobin (Anemia < 12 gr/dl) = 26,9%
  3. Status besi kurang 22,1%
  4. Tidak ada yang mengalami defisiensi vitamin A (RBP)
  5. Satu orang mengalami defisiensi vitamin B12
  6. Tidak ada yang mengalami inflamasi pada tahap klinis
  7. Analisis bivariat menunjukkan bahwa IMT berkorelasi tidak signifikan dengan hemoglobin, serum ferritin, serum sTfR, dan serum RBP. Tidak ada korelasi antara IMT dan vitamin B12.

PEMBAHASAN

Langkah-langkah yang diterapkan peneliti ialah sebagai berikut:

  • Pihak manajemen pabrik memberikan pengumuman mengenai penelitian ini kepada para
  • Pekerja yang tertarik dapat mendaftarkan diri dan mengisi inform consent
  • Pekerja yang mendaftarkan diri akan diundang untuk mengikuti pengkajian awal, yakni pemeriksaan klinis oleh perawat lokal yang sudah dilatih. Pengkajian awal ini ditujukan untuk melihat apakah responden memenuhi kriteria. Adapun kriteria inklusi adalah wanita, usia kurang dari 31 tahun saat waktu pendaftaran, tidak pernah hamil atau nulipara. Kriteria eksklusi adalah pekerja yang memiliki penyakit akut atau kronis yang membutuhan terapi/pengobatan yang merugikan adanya intervensi gizi dan/atau pekerja yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 7 gr/dl, tanda klinis akibat defisiensi vitamin A dan yodium, serta pekerja yang memiliki jabatan sebagai supervisor.
  • Enumerator lokal yang sudah dilatih mengumpulkan data para responden. Data tersebut meliputi data personal, status sosio-ekonomi, keluarga, data kesehatan (obat-obatan yang digunakan saat ini dan riwayat sakit yang diderita paling tidak selama 14 hari yang lalu). Data personal ini akan diklarifikasi dan dicocokkan dengan data yang ada di departemen personalia perusahaan.
  • Dilakukan pengukuran antropometri (BB, TB, LILA)
  • Dilakukan pengambilan sampel darah, kemudian menganalisa hasilnya. (Feritin, serum vitamin B12, CRP, AGP, RBP, serum sTfR)
  • Dilakukan pencatatan data secara statistika mengenai hasil pemeriksaan antropometri dan analisis sampel darah. Dilakukan uji non-parametrik untuk melihat apakah ada hubungan antara dua variabel dari pemeriksaan yang telah dilakukan untuk melihat keterkaitan antara indeks massa tubuh dan status hemoglobin dan mikronutrien.
  • Etik penelitian LUPROGAR telah diuji

Penyakit infeksi yang dialami oleh responden seperti gejala infeksi saluran pernafasan (45,7%), demam (30,9%) dan diare (20,2%) dalam 14 hari sebelum wawancara dianggap memiliki efek negatif terhadap status gizi. Namun, berdasarkan hasil penelitian, tidak ada perbedaan antara jumlah cuti yang diambil responden ketika mengalami penyakit infeksi dengan respondenyang sehat. Didapatkan bahwa hanya 14,4% dari responden menyatakan bahwa mereka telah mengambil cuti sakit pada periode yang sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa banyak pekerja yang cenderung terus bekerja meski sedang sakit.

Masalah anemia dialami oleh kira-kira satu dari empat responden (26,9%). Menurut WHO, anemia adalah masalah kesehatan masyarakat bila prevalensinya> 20%. Dalam penelitian saat ini, sekitar seperlima (22,1%) peserta kekurangan zat besi dan sekitar 46,5% wanita berisiko mengalami kekurangan zat besi jika terjadi kehamilan

Prevalensi hemoglobinopati tidak diukur, walaupun indikator ini kemungkinan merupakan faktor yang berkontribusi terhadap prevalensi anemia yang diamati. Dalam penelitian ini adagenotipe Hb EE sejumlah 7% dari total responden yang secara bermakna dikaitkan dengan feritin geometrik yang berjumlahnya 50% lebih tinggi bila dibandingkan dengan genotipe normal Hb AA. Akibatnya, prevalensi responden dengan defisiensi zat besi (sTfR> 8,3 mg/L) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan wanita dengan kadar Hb AA normal, dimana prevalensi sTfR meningkat 55) pada subyek Hb EE. Tingginya nilai sTfR menandakan adanya masalah defisiensi besi pada kempok pekerja wanita di pabrik garmen Kamboja. 

KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara status kekurangan zat mikronutrien dan masalah gizi dengan tingkat produktivitas kerja pada pekerja wanita di pabrik garmen di Kamboja. Responden dari penelitian ini adalah wanita, usia kurang dari 31 tahun saat waktu pendaftaran, tidak pernah hamil atau nulipara, yang selanjutnya akan diukur berat badan, tinggi badan, dan LiLAnya. Selanjutnya, dilakukan pula pengambilan sampel darah, kemudian menganalisa hasilnya yang meliputi kadar Feritin, serum vitamin B12, CRP, AGP, RBP, dan serum sTfR.

Dari proses penelitian tersebut, didapatkan hasil bahwa status gizi pekerja garmen perempuan di Kamboja mengalami masalah berat badan kurang (BMI <18,5 kg / m2), Anemia (Hb <12,0 g / dL) dan defisiensi besi (Serum FER <15 μg / L). Prsentase kelainan yang ditemukan dari seluruh responden adalah berat badan kurang ditemukan 31,4%, anemia 26,9%, 22,1%peserta kekurangan zat besi, dan sekitar 50% peningkatan kadar sTfR, dimana sTfR yang tinggi dapat menjadi pemicu terjadinya anemia.

Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan yang memiliki karyawan dengan status rentan terhadap kondisi defisiensi zat gizi mikro dapat menyebabkan turunnya tingkat produktivitas kerja secara kualitas (daya konsentrasi, sikap, respon, tanggapan terhadap tugas dan kewajiban terhadap pekerjaan) serta secara kuantitas (jumlah produksi barang dan jasa yang diberikan).

Daftar Pustaka

Makurat, Jan. 2016. Nutritional and Micronutrient  Status of Female Workers in a Garment Factory in Cambodia. MDPI Journal. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5133081/pdf/nutrients-08-00694.pdf

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *