Oleh Kholifatul Hafidha – UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dewasa ini rutinitas sebagian kalangan menengah keatas yang dalam kesehariannya disibukkan dengan berbagai rutinitas fisik yang sangat padat dapat berakibat pada gaya hidup (lifestyle) yang tidak baik. Gaya hidup yang tidak baik termasuk dalam pemilihan jenis makanan akan sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan seseorang terlebih ketika rutinitas sedang padat. Pada akhirnya tidak sedikit orang yang mencoba untuk melewati jalan pintas demi memenuhi kebutuhan akan gizinya dengan cara mengkonsumsi suplemen. Kebanyakan dari mereka yang mengkonsumsi suplemen setiap harinya mengatakan bahwa makanan sehari-harinya tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan tubuhnya. Namun apakah benar setiap orang memerlukan tambahan suplemen bagi tubuhnya ? Siapa sajakah sebenarnya yang memerlukan suplemen? Bagaimana memilih suplemen yang aman dan tidak memiliki efek buruk bagi kesehatan?
Suplemen makanan merupakan makanan yang mengandung zat-zat gizi dan non-gizi, bisa dalam bentuk kapsul, kapsul lunak, tablet, bubuk atau cairan yang fungsinya sebagai pelengkap kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk menjaga agar vitalitas tubuh tetap prima (Karyadi,1997). Selain itu Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mendefinisikan Suplemen makanan sebaga produk yang digunakan untuk melengkapi makanan, mengandung satu atau lebih bahan berikut, yaitu vitamin, mineral, tumbuhan atau bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino, bahan yang digunakan untuk meningkatkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak atau kombinasi dari beberapa bahan di atas. Suplemen makanan dapat berupa produk padat meliputi tablet hisap, tablet efersen, tablet kunyah, serbuk, kapsul, kapsul lunak, granula, pastiles, atau produk cair berupa tetes, sirup, atau larutan.
Berdasarkan paparan tersebut, sejatinya seseorang yang berada dalam kondisi tubuh normal(sehat) tidaklah memerlukan suplementasi tambahan dengan dalih akan membuat tubuhnya semakin sehat. Bagi orang yang sehat kebutuhan akan vitamin dan mineral cukup didaptkan dari konsumsi makanan sehari hari dengan gizi yang seimbang. Hal ini dikarenakan sebagian suplemen yang beredar di masyarakat berisi zat-zat gizi yang notabene hanya dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil. Sehingga apabila dirasa masih mampu mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang tambahan zat gizi dalam suplemen tidaklah dibutuhkan. Lalu siapa sajakah yang memerlukan suplementasi?
Menurut Prof Rianto sebagaimana dikutip dari Republika, hanya sebagian kalangan yang memerlukan suplemen tambahan yaitu orang yang berada dalam lingkungan bencana serta orang orang yang berada pada daerah rawan pangan dalam. Tanggapan lain dari Dr Moesijanti Yudiarti Endang Soekarti MCn PhD ( Persagi) mengatakan bahwa suplemen sangat dianjurkan untuk ibu yang sedang hamil dan menyusui karena sangat membutuhkan asupan gizi yang cukup bagi dirinya dan janin, orang yang lanjut usia yang tidak terpenuhi gizinya, dan orang aktif secara fisik serta tidak cukup asupan gizinya dibandingkan dengan kebutuhannya memerlukan suplemen. Sehingga tidak setiap orang dengan keadaan tubuh yang sehat dan rutinitas normal memerlukan tambahan suplemen.
Gencarnya iklan yang dilayangkan oleh para produsen suplementasi terkait khasiat dari konsumsi suplemen sejatinya telah menyihir masyarakat sehingga terbuai dengan angan-angan yang telah ditawarkan oleh sang produsen seperti “ Dengan mengkonsumsi vitamin E dosis tinggi maka kulit akan tampak lebih segar dan tidak cepet menua.” Padahal tidak ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa dengan megkonsumsi tersebut maka kulit kita akan selalu cerah. Bahkan, akibat konsumsi suplementasi dosis tinggi yang terlalu sering dan dalam jangka waktu lama dapat memperberat kerja ginjal yang pada akhirnya dapat merusak fungsi ginjal.
Dengan demikian tidak setiap orang membutuhkan suplemen dalam memenuhi zat gizinya setiap hari, karena pemenuhan terhadap zat gizi mikro telah sangat cukup apabila kita dapat menyesuaikan konsumsi makan kita dengan konsep gizi seimbang. Sehingga diperlukan kewaspadaan dalam memilih suplemen yang sesuai dengan yang kita butuhkan. Masyarakat dituntut untuk lebih kritis dalam menanggapi setiap produk suplementasi yang ditawarkan oleh produsen sehingga tidak dengan mudah percaya terhadap iklan-iklan tersebut. Apabila dirasa memang benar-benar membutuhkan tambahan zat gizi melalui suplementasi maka akan lebih baik jika dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Hal ini untuk meminimalisir terjadi kesalahan terhadap pemilihan jenis suplemen yang cocok, karena tidak setiap orang memiliki kecocokan dengan satu jenis suplementasi. Perlu diingat bawasannya suplementasi hanyalah sekedar pelengkap yang tidak akan mungkin dapat menggantikan sarapan pagi, makan siang maupun makan malam. Sehingga kebutuhan zat gizi dari makanan sehari hari dengan gizi seimbang tetaplah menjadi yang utama dalam memenuhi berbagai jenis zat gizi.
.
Sumber :
- http://www.rsisultanagung.co.id/v1.1/index.php?option=com_content&view=article&id=699:perlukah-kita-konsumsi-suplemen-vitamin-&catid=5:kesehatan&Itemid=22 ( Diakses pada tanggal 29 November 2014)
- http://www.uinjkt.ac.id/index.php/arsip-berita-utama/475-aman-dan-perlukah-mengkonsumsi-suplemen-makanan.pdf (Diakses pada tanggal 30 November 2014)