PENDAHULUAN
Masalah gizi bisa berdampak pada siklus kehidupan berikutnya (intergenerational impact). Tubuh kita tak hanya butuh asupan dari protein, lemak, dan karbohidrat untuk tumbuh sehat, tetapi juga butuh dari vitamin dan mineral dari buah-buahan dan sayur-sayuran. Namun, menurut Riskesdas (2007), konsumsi buah dan sayur di Indonesia terhitung masih kurang yaitu 79% dari anjuran minimum. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi, ketersediaan dan pengetahuan tentang mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang sangat berpengaruh terhadap pola dan perilaku konsumsi. Padahal, buah dan sayur mengandung serat yang bermanfaat bagi pencernaan. Pada ibu hamil, konsumsi buah dan sayur terbukti meningkatkan ukuran lahir anak. Selain itu, perlu meningkatkan konsumsi vitamin dan mineral seperti zat besi, vitamin C, asam folat, vitamin A, iodium, dan zink untuk mengurangi resiko terjadinya gangguan pada bayi yang akan dilahirkannya.
Sehingga, peneliti bertujuan untuk melihat pola konsumsi buah dan sayur serta asupan zat gizi mikro dan serat pada ibu hamil di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.
BAHAN DAN METODE
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu hamil berjumlah 187 orang yang bertempat tinggal di kecamatan Botonompo dan Botonompo kabupaten Gowa, Makassar. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel diambil dengan cara simple random sampling dan dihitung dengan rumus Notoadmojo sehingga didapatkan 66 orang. Data yang diperoleh yaitu data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diambil dengan wawancara langsung (dengan instrument food picture) menggunakan Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire berupa data asupan vitamin (vitamin A, B1, C, dan Asam Folat), mineral (Ca, Fe, dan Zn), dan serat. Data sekunder diperoleh dari peneliti sebelumnya berupa data dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan Bidan Desa yaitu data demografi dan data ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya serta data lain yang mendukung penelitian. Selanjutnya data diolah dengan Program SPSS, Nutri Survey, dan NutriClin, lalu dilakukan analisis univariat dan bivariat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Frekuensi Konsumsi dan Jumlah Konsumsi
Tabel di atas menunjukkan frekuensi konsumsi buah dan sayur pada ibu hamil yang ada di kecamatan Botonompo dan Botonompo Selatan masih tergolong kurang karena sebagian besar ibu hamil (lebih dari setengahnya) jarang mengonsumsi buah dan sayur selama masa kehamilan.
Tabel di atas menunjukkan jumlah buah dan sayur yang dikonsumsi oleh ibu hamil di Kecamatan Botonompo dan Botonompo selatan sudah baik, dimana jumlah konsumsi buah dikatakan cukup jika = 2porsi/hari, dan jumlah konsumsi sayur dikatakan cukup jika dikonsumsi = 3 prsi/hari.
Buah yang sering dikonsumsi adalah rambutan dan langsat karena pada saat penelitian dilakukan memang tepat pada saat musimnya, sedangkan sayur yang sering dikonsumsi adalah tomat sebagai sambal atau tambahan pada sayur. Kurangnya frekuensi konsumsi pada penelitian ini sejalan dengan hasil survey BPS (2009) dan hasil Riskesdas (2007).
Dari tabel di atas, dapat dilihat asupan vitamin ibu hamil dalam penelitian ini masih sangat kurang dan hanya sedikit yang masuk dalam kategori cukup. Bahkan semua responden memiliki asupan vitamin B1, asam folat, Fe, Zn, Ca, dan serat yang kurang.
Hubungan antara Frekuensi Konsumsi Buah dan Sayur dengan Asupan Vitamin
Berdasarkan hasil penelitian (tabel 5) dapat diketahui responden yang sering mengkonsumsi buah dan sayur, memiliki asupan vitamin A yang cukup, dan responden jarang mengkonsumsi buah dan sayur yang memiliki asupan vitamin A yang kurang. Selain itu, responden yang sering mengkonsumsi buah dan sayur, memiliki asupan vitamin C yang cukup, dan responden jarang mengkonsumsi buah dan sayur, memiliki asupan vitamin C yang kurang. Hasil untuk vitamin B1 dan asam folat sama dimana responden yang sering mengkonsumsi buah dan sayur dan responden yang jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Tidak ada responden yang sering mengkonsumsi buah dan sayur yang memiliki asupan Vitamin B1 dan asam folat yang cukup, responden yang jarang mengkonsumsi buah dan sayur memiliki asupan vitamin B1 dan asam folat yang kurang.
Perbedaan asupan vitamin dikarenakan jenis buah dan sayur yang sering dikonsumsi responden saat penelitian banyak mengandung vitamin A dan C namun jarang mengonsumsi sayuran sumber vitamin B1 ataupun sumber asam folat. Padahal, kekurangan asam folat pada ibu hamil meningkatkan risiko anemia dan dapat mengakibatkan keguguran serta dapat meningkatkat resiko terjadinya Neural Tube Defect pada bayi.
Hubungan antara Frekuensi Konsumsi Buah dan Sayur dengan Asupan Mineral
Hasil penelitian pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa hasil ketiga jenis mineral yang menjadi variabel penelitian sama. Dimana tidak ada responden yang sering mengkonsumsi buah dan sayur yang memiliki asupan Fe, asupan Zink dan asupan Kalsium yang cukup pula, dan terdapat 36 (54,5%) responden yang jarang mengkonsumsi buah dan sayur dan memiliki asupan Fe, asupan Zink, dan asupan Kalsium yang kurang pula.
Kurangnya asupan mineral dikarenakan buah dan sayur yang dikonsumsi mengandung mineral. Sumber zat besi bisa didapatkan dari kedelai, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau. Kekurangan Fe dapat menyebabkan anemia defisiensi besi pada ibu hamil. Sumber Zn dapat diperoleh dari biji-bijian, kacang-kacangan, dan buncis kering. Zink berhubungan dengan resiko NTD. Selain itu, defisiensi Zn dapat menurunkan kekebalan tubuh bayi terhadap infeksi serta berhubungan dengan produksi ASI. Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan otot dan rangka janin. Defisiensi Ca menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia pada Ibu.
Hubungan antara Frekuensi Konsumsi Buah dan Sayur dengan Asupan Serat
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang sering mengkonsumsi buah dan sayur memiliki asupan serat yang cukup dan responden yang jarang mengkonsumsi buah dan sayur, memiliki asupan serat yang kurang.
Hal ini mungkin dikarenakan meskipun sayur dan buah dikonsumsi sering oleh responden namun jumlahnya sedikit sehingga menyebabkan analisis NutriSurvey tidak mencukupi. Selain itu, mungkin terjadi bias Recall saat pengambilan data.
Serat yang terkandung dalam sayur dan buah merupakan serat kasar (crude fiber). Konsumsi serat yang cukup dapat menurunkan resiko terkena kanker kolon, aterosklerosis, penyakit jantung coroner, dan diabetes mellitus.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, frekuensi konsumsi buah dan sayur pada ibu hamil pada penelitian ini termasuk dalam kategori jarang sedangkan jumlah konsumsi buah dan sayur dalam kategori cukup. Asupan vitamin A dan vitamin C ibu hamil pada penelitian ini termasuk cukup namun asupan vitamin B1 dan asam folat kurang. Asupan mineral (Fe, Zn, Ca) dan asupan serat ibu hamil pada penelitian ini masih kurang.
Sebaiknya dilakukan pelatihan terlebih dahulu jika menggunakan Semi Quantitative FFQ dan menggunakan food models sehingga bias pengukuran asupan dapat dikurangi. Sebaiknya ibu hamil lebih memperhatikan konsumsi buah dan sayur untuk memenuhi asupan vitamin dan mineral serta serat untuk kesehatan ibu dan janinnya.
SUMBER :
Sriwahyuni, Rahayu Indrisari, Abdul Salam. 2013. Pola Konsumsi Buah dan Sayur serta Asupan Zat Gizi Mikro dan Serat pada Ibu Hamil di Kabupaten Gowa 2013. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin Makassar