Gizi Peduli Indonesia (GPI) wilayah 2 dengan tema “Peningkatan Gizi Melalui Diversifikasi Pangan Lokal Guna Mendukung Ketahanan dan Kedaulatan Pangan Nasional” dilaksanakan selama dua hari di Stikes Ngudi Waluyo Ungaran-Semarang. Kegiatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang diversifikasi pangan dalam mengoptimalkan kesehatan masyarakat melalui bidang ketahanan pangan dan gizi serta untuk membina dan meningkatkan potensi mahasiswa Ilmu Gizi dan masyarakat guna mendukung pemberdayaan pangan lokal. Kegiatan ini dihadiri oleh delegasi yang berasal dri IPB, Undip, UGM, Unriyo, Unsoed, UB, dan WCH
Pada hari pertama, Jumat 27 September 2013 bertempat di Aula kampus Stikes Ngudi Waluyo diadakan Simposium Gizi Nasional yang dihadiri oleh mahasiswa S1-
Ilmu Gizi khususnya ILMAGI dan peserta dari berbagai jurusan lainnya. Pembukaan
simposium ini diisi dengan sambutan-sambutan dari Ketua Program Studi dan Kepala Stikes Ngudi Waluyo. Selain itu hadir pula pemateri-pemateri Simposium Gizi Nasional yakni Pemateri pertama Pakar Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Ir Yustinus Marsono, MS., PhD dan pemateri kedua Sub Bagian Ketahanan Pangan dan pemateri kedua tentang diversifikasi pangan untuk ketahanan pangan nasional oleh Bu Rini dari Badan Ketahanan Pangan Prov. Jateng. Kegiatan simposium ini berlangsung hingga sore hari karena pada sesi akhir terdapat penyampaian informasi terkait inovasi makanan “MOCAV (Modifikasi Cassava/Tepung Singkong)” yang diprakarsai oleh ibu-ibu petani desa yang diwakili oleh Bu Tuti selaku Ketua kelompok wanita tani produsen tepung Mocav.
Pada malam harinya, mahasiswa-mahasiswa S1-Ilmu Gizi, delegasi ILMAGI mengikuti serangkaian acara yang diadakan oleh panitia yakni tanggap bencana di lapangan kampus Stikes Ngudi Waluyo. Kegiatan kali ini dipimpin oleh petugas ahli dari TIM SAR Provinsi Jawa Tengah . Mulai dari cara pendirian tenda darurat ukuran besar hingga simulasi bencana sesuai skenario yang telah disediakan panitia, semua peserta delegasi memperagakannya dan diawasi secara langsung oleh petugas ahli. Kegiatan ini berlangsung cukup lama hingga pukul 22.30.
Pada hari kedua yakni, Sabtu 28 September 2013 pukul 08.00 seluruh delegasi berkumpul di bus untuk melakukan perjalanan menuju desa Patemon, Semarang yakni kunjungan tempat dimana produksi tepung MOCAV dan pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh para ibu petani didesa tersebut. Sekitar pukul 10.00 delegasi dan panitia sampai di desa tersebut dan melakukan ramah tamah terlebih dahulu di salah satu rumah warga. Kedatangan delegasi di sana disambut dengan hangat oleh warga-warga setempat. Setelah ramah tamah, delegasi dan panitia diajak oleh ibu-ibu petani melihat bagaimana proses pembuatan dari tepung MOCAV dan pengemasannya hingga inovasi olahan yang dihasilkan dari tepung MOCAV tersebut.
Kemudian usai dari pemaparan proses pembuatan, pengemasan dan hasil inovasi dari tepung MOCAV, delegasi di bagi menjadi 5 kelompok untuk melakukan konseling gizi ke rumah-rumah warga desa tersebut. Tiap kelompok beranggotakan tiga orang, melakukan sharing tentang penyakit yang diderita warga dan memberikan info terkait asuhan gizi bahkan ada beberapa dari delegasi yang melakukan intervensi gizi. Dari data yang telah terkumpul dapat disimpulkan bahwa warga di desa tersebut dominan mengalami linu dan hipertensi. Lalu setelah delegasi melakukan konseling gizi, delegasi dan panitia kembali kumpul di rumah warga untuk pamit dan memberikan kenang-kenangan kepada warga desa tersebut oleh panitia Gizi Peduli Indonesia (GPI) wilayah 2 berserta foto-foto bersama delegasi, panitia dengan warga desa.
Kegiatan terakhir yakni berkunjung ke Industri Tahu Serasi di daerah Bandungan. Tiba di industri tersebut sekitar pukul 13.30, delegasi diperlihatkan oleh karyawan industri tentang proses dalam membuat tahu dari bahan mentah berupa kacang kedelai, pengahalusan, pencetakan, hingga menjadi tahu gorang matang dan hangat. Bahkan tak sedikit delegasi yang praktek langsung membuat adonan tahu. Selain mengetahui proses pembuatan Tahu Serasi, delegasi diberi jamuan oleh pihak industri di gazebo yang nyaman dilengkapi dengan minuman kedelai asli dan Tahu serasi yang masih hangat. Disitu pula pihak karyawan menceritakan bagaimana awal mula berdirinya Tahu Serasi dan kendala kendala yang dihadapinya.