REVIEW JURNAL : Gizi Bagi Atlet Remaja

Review Jurnal

GIZI BAGI ATLET REMAJA

Oleh:

Gabriella Annalicia (STIK Sint Carolus) & Rafifah Azzah Sa’diyah (IPB)

Departemen Pendidikan dan Profesi ILMAGI 2020/2021

Tema: Gizi Olahraga

Abstrak

Atlet membutuhkan nutrisi yang lebih dibandingkan orang biasa. Kebutuhan Nutrisi bagi atlet remaja penting sebagai suplemen untuk menghasilkan energi, pertumbuhan, performa maupun proses dalam pemulihan (recovery). Artikel ini bertujuan menjelaskan aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam memenuhi nutrisi bagi atlet remaja. Jenis penelitian ini adalah penelitan kepustakaan (library research). Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi (literasi). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis anotasi bibliografi (annotated bibliography). Beberapa aspek penting dalam pemenuhan nutrisi atlet remaja antara lain: Aspek kebutuhan kalori (calorie needs), makro nutrien (macro nutrient), hidrasi (hydration), waktu (timing), dan suplemen (supplementation). Semua aspek pemenuhan nutrisi bagi atlet remaja adalah sama pentingnya untuk menunjang performa khususnya pada atlet remaja.

Pendahuluan:

Atlet merupakan seseorang yang memiliki tingkat kebutuhan energi yang lebih dibandingkan orang biasa. atlet sangat membutuhkan asupan Nutrisi yang lebih dibandingkan orang biasa. Kebutuhan Nutrisi bagi atlet penting sebagai suplemen untuk menghasilkan energi, pertumbuhan, performa maupun proses dalam pemulihan (recovery). Pemberian Nutrisi yang tepat untuk atlet berusia remaja tidak hanya penting untuk menjaga kesehatan dan mengoptimalkan kinerja selama latihan, tetapi juga sangat penting untuk memenuhi persyaratan pertumbuhan dan pembangunan (Sacheck, Ph, & Schultz, 2016).

Pada masa pembinaan atlet remaja, penting bagi setiap atlet untuk mendapatkan manfaat sebanyak-banyaknya dari latihan, apakah latihan itu terkait dengan kekuatan, kekuatan, kecepatan, kelincahan, atau daya tahan. Tujuan dari setiap latihan yang dilakukan untuk mempersiapkan setiap atlet untuk berkompetisi dan meraih prestasi yang terbaik. Agar atlet dapat memperoleh manfaat dari setiap latihan, sangat penting bahwa pelatih maupun atlet memahami kebutuhan nutrisi yang tepat dan kebiasaan hidrasi sebelum dan sesudah sesi latihan. Selain itu, sangat penting bahwa pelatih juga menghindarkan kekurangan nutrisi dan hidrasi dalam hal kebiasaan sebelum dan sesudah pertandingan maupun untuk berkontribusi pada kinerja serta proses pemulihan setelah kompetisi. Nutrisi dasar penting untuk pertumbuhan bagi atlet remaja untuk mencapai kesehatan yang baik, pencapaian skolastik, dan menyediakan energi. Nutrisi olahraga meningkatkan kinerja saat latihan maupun bertanding dengan mengurangi kelelahan dan risiko penyakit dan cedera; itu juga memungkinkan atlet untuk mengoptimalkan latihan dan pulih lebih cepat. Nutrisi yang tepat akan menyeimbangkan asupan energi dengan pengeluaran energi. Hal ini sangat penting untuk mencegah defisit atau kelebihan energi. Defisit energi dapat menyebabkan perawakan pendek, pubertas tertunda, disfungsi menstruasi, kehilangan massa otot dan meningkatnya kerentanan terhadap kelelahan, cedera atau penyakit Sedangkan kelebihan energi menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas.

Metode:

Penelitian ini berdasarkan kajian literatur. Dimana penulis meninjau secara kritis pengetahuan, gagasan, atau temuan yang terdapat di dalam tubuh literatur berorientasi akademik (academicoriented literature), serta merumuskan kontribusi teoritis dan metodologisnya untuk topik tertentu Jenis penelitian ini adalah penelitan kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, atau penelitian yang obyek penelitiannya digali melalui beragam informasi kepustakaan (buku, ensiklopedi, jurnal ilmiah, koran, majalah, dan dokumen). Sumber penelitian ini didapatkan dari data sekunder yang telat diteliti terlebih dahulu oleh peneliti sebelumnya sehingga diperoleh hasil. Pemilihan sumber didasarkan pada empat aspek yakni 1) Provenance (bukti), 2) Objectivity (Objektifitas) ,3) Persuasiveness (keyakinan), dan 4) Value (nilai kontributif). Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan menggali data dari literatur yang terkait dengan apa yang dimaksudkan dalam rumusan masalah. Data-data yang telah didapatkan dari berbagai literatur dikumpulkan sebagai suatu kesatuan dokumen yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah.

Hasil:

Berdasarkan dari beberapa sumber buku dan artikel diketahui bahwa Secara umum atlet memiliki kebutuhan kalori 2.000 kkal perhari untuk memenuhi kebutuhan energinya. Sedangkan bagi atlet kebutuhan tersebut secara mendasar tidak cukup dengan level aktifitas yang relatif tinggi. Kebutuhan kalori seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia, jenis kelamin, berat badan, olahraga, tingkat aktivitas, durasi aktifitas, dan kesehatan keseluruhan orang tersebut.

  1. Kebutuhan Kalori : atlet diharuskan mengkonsumsi energi yang cukup setiap harinya untuk memenuhi berat dan tujuan komposisi tubuh mereka. Jika kebutuhan energi tidak terpenuhi, lemak dan jaringan tubuh tanpa lemak akan digunakan sebagai bahan bakar oleh tubuh. Ini akan menyebabkan hilangnya kekuatan dan daya tahan. Fungsi imun, endokrin, dan muskuloskeletal akan terganggu. Ada beberapa metode untuk menghitung kebutuhan energi untuk atlet. Metode sederhana untuk menghitung kebutuhan energi adalah dengan menghitung berat atlet (dalam pound) dikalikan dengan 10 untuk rata-rata kasar dari kebutuhan basal, atau kebutuhan dasar tanpa latihan apa pun. Kemudian, tambahkan faktor aktivitas dan rata-rata kalori yang terbakar untuk setiap menit olahraga. Kebutuhan kalori untuk atlet remaja bergantung pada usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas fisik. Dalam beberapa jenis olahraga tertentu, remaja rata-rata menghabiskan sekitar 10-25 % Energi lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Berikut kebutuhan kalori pada atlet berdasarkan kategori usia.
  2. Makronutrient : Pada umumnya kebutuhannya makronutrien tetap sesuai pekerjaan, sedang pada atlet, kebutuhannya harus sesuai dengan macam olahraga, lama olahraga dan berat badan. Makin berat intensitas olahraga tersebut, maka makin banyak dibutuhkan kedua zat tersebut. Kebutuhan KH (Karbohidrat) biasanya 55-70% dari jumlah kalori, lalu protein 20% dan sisanya lemak 10-20%. Kebutuhan nutrisi pada masa remaja lebih tinggi dibandingkan orang dewasa dalam siklus hidup (Croll et al. 2006). Bahkan untuk remaja yang tidak melakukan aktifitas olahraga, remaja membutuhkan campuran kalori, karbohidrat, lemak, dan protein yang sehat. Antara untuk dapat memicu aktifitas dan menyeimbangkan dengan pertumbuhan tubuh mereka.
  3. Micronutrient : Keterbatasan waktu pada atlet remaja dapat membuat diet seimbang menjadi sulit, sehingga dapat menimbulkan risiko defisiensi mikronutrien. Kekurangan ini paling sering diamati pada anak perempuan daripada anak laki-laki dan dalam asupan mineral daripada asupan vitamin. Atlet dengan kategori usia remaja sebenarnya lebih mungkin mencapai asupan vitamin daripada remaja non-atlet karena peningkatan asupan kalori total mereka.
  4. Hidrasi : Hidrasi diartikan sebagai keseimbangan cairan dalam tubuh. Hidrasi menjamin fungsi metabolisme sel tubuh. Remaja dengan tingkat aktivitas berat dan berkaitan dengan panas suhu tubuh memiliki tingkat dehidrasi yang tinggi. Para peneliti menemukan atlet remaja cenderung mengalami dehidrasi sebanyak 2,5% dari berat badan melalui keringat dan mengalami penurunan hingga 45% kapasitas saat melakukan latihan dengan intensitas tinggi. Beberapa gejala yang muncul terjadinya dehidrasi antara lain Bibir dan lidah kering, mata cekung, urin berwarna cerah atau gelap, atau urin dengan bau yang kuat, sering buang air kecil, volume urin kecil, kekurangan Energi, dan penurunan kinerja secara tiba-tiba Secara konservatif sebagai asupan cairan per jam yang dibutuhkan sebesar 13 mL / kg (6 mL / lb) berat badan 4 mL / kg (2 mL / lb] untuk setiap jam latihan) untuk menghindari dehidrasi. Atau paling tidak Minumlah sekitar 2 gelas atau 480 mililiter air 2 jam sebelum latihan. Pada saat berolahraga, minumlah sekitar 1/2 hingga 1 gelas (120 hingga 240 mililiter) cairan setiap 15 hingga 20 menit. Hidrasi pada atlet yang tepat membutuhkan asupan cairan sebelum, selama dan setelah latihan atau aktivitas. Jumlah cairan yang dibutuhkan tergantung pada banyak faktor, termasuk usia dan ukuran tubuh.
  5. Waktu : Pemenuhan nutrisi yang seimbang adalah prioritas bagi atlet remaja, namun menentukan waktu makan sama pentingnya untuk mengoptimalkan kinerja dan pemulihan olahraga. Tujuan dari pemberian makanan atau cemilan sebelum berolahraga adalah untuk meningkatkan atau menyimpan energi (glikogen hati dan otot) dan untuk memastikan bahwa atlet merasa nyaman dan tidak merasa lapar atau terlalu kenyang. Sebelum latihan/bertanding, biasanya karbohidrat tinggi dan makanan rendah lemak atau cemilan perlu dikonsumsi, sedangkan makanan dengan lemak tinggi dan serat tinggi perlu dihindari untuk mencegah keterlambatan pengosongan perut guna menghindari kram. Makan sebelum berolahraga paling tidak mengandung sekitar 10-25% kalori dari protein, dengan upaya untuk menghilangkan rasa lapar. Selama latihan/bertanding. konsumsi bahan bakar selama berolahraga adalah untuk mempertahankan energi dan memaksimalkan kinerja. Untuk latihan atau pertandingan yang berlangsung kurang dari 60 menit, bahan bakar selama latihan seringkali tidak diperlukan. Setelah latihan/bertanding. Tujuan konsumsi bahan bakar setelah mengikuti latihan adalah untuk mendukung pemulihan dan perbaikan jaringan atlet remaja yang sedang tumbuh serta menggantikan simpanan glikogen dalam hati dan otot.
  6. Suplemen : Atlet remaja sering menggunakan suplemen protein atau suplemen asam nukleat (creatine) untuk membantu kinerja olahraga mereka. Penelitian menunjukkan suplemen ini belum membantu meningkatkan kinerja olahraga pada atlet remaja. Selama masa pubertas atlet tumbuh dan menjadi lebih kuat dan kinerjanya sering meningkat dengan sangat cepat. Creatine tampaknya tidak memberikan manfaat tambahan apa pun pada kelompok usia ini. Kebanyakan atlet remaja yang makan makanan sehat dan seimbang tidak perlu dan tidak akan mendapat manfaat dari suplemen protein.

Pembahasan:

Pemberian nutrisi yang tepat membantu mempertahankan energi selama berolahraga, memastikan konsentrasi glukosa darah normal, mencegah rasa lapar, menjaga massa otot, dan mempercepat pemulihan. Pemberian nutrisi yang tepat pada atlet remaja akan berdampak pada penampilan atlet saat latihan maupun bertanding. Nutrisi akan sangat membantu atlet meningkatkan performa melalui Energi yang dihasilkan, menunda kelelahan (fatigue), meningkatkan kekuatan dan fokus serta mempercepat proses pemulihan (Recovery). Pada dasarnya atlet untuk dapat mencapai performa terbaiknya sangat perlu untuk memperhatikan asupan nutrisinya.

Nutrisi yang tepat untuk atlet remaja tidak hanya penting untuk menjaga kesehatan dan mengoptimalkan kinerja olahraga, tetapi juga sangat penting untuk memenuhi persyaratan pertumbuhan dan perkembangan. Selain konsumsi kalori yang memadai dan nutrisi seimbang untuk pertumbuhan dan kinerja, pemilihan waktu harus menjadi pertimbangan utama bagi atlet remaja. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan nutrisi yang tepat antara lain: 1. Kebutuhan kalori (Calorie Needs), 2. Makronutrient (Macronutrient), 3. Hidrasi (Hydration), 4. Waktu (timing), 5. Suplemen (Supplementation). Dari beberapa hal tersebut, perlu dipahami faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian nutrisi yang tepat seperti jenis olahraga, gen, jenis kelamin, maupun usia.

Kesimpulan:

Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi atlet harus diperhatikan beberapa aspek. Aspek kebutuhan nutrisi yang harus diperhatikan antara lain kebutuhan kalori (calorie needs), makro nutrient (macro nutrient), hidrasi (hydration), waktu (timing), suplemen (supplementation). Sedangkan mengenai konsumsi suplemen, penelitian menunjukkan bahwa suplemen protein dan kreatin belum membantu meningkatkan kinerja olahraga pada atlet remaja. Kebanyakan atlet remaja yang makan makanan sehat dan seimbang tidak perlu dan tidak akan mendapat manfaat dari suplemen protein.

Daftar Pustaka

Syarifah Zahra, M. (2020). NUTRISI BAGI ATLET REMAJA. JTIKOR (Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan), Volume 5 Mei, 2020 (81-93), 81-93.

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *