SUPLEMENTASI VITAMIN A DAN ASUPAN ZAT GIZI DENGAN SERUM RETINOL DAN MORBIDITAS ANAK 1-3 TAHUN

Oleh :  Nadila Lintan Suhanda, Universitas Jenderal Soedirman

Pendahuluan

Saat ini derajat kesehatan masyarakat yang optimal bisa dilihat dari kondisi kesehatan yang tinggi, dimana hal itu diperoleh dari situasi dan kemampuan yang mendukung. Nah, untuk menstabilkan hal tersebut, maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan situasi dan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat.  Upaya ini juga bisa dilakukan untuk menanggulangi permasalahan kesehatan yang marak terjadi di masyarakat, seperti kasus yang terjadi pada anak usia 1-3 tahun yang rentan terhadap penyakit infeksi. Kasus yang paling banyak terjadi yaitu diare, dimana diare ini merupakan penyumbang utama ketiga morbiditas dan mortalitas anak.

 

Prevalensi penyakit infeksi di Indonesia masih terbilang cukup tinggi. Urutan lima besar morbiditas dan mortalitas anak usia 1-4 tahun yaitu ISPA (25,8%), pneumonia (21,7%), demam (14%), diare, dan gastroenteritis (14,4%). Untuk menanggulangi masalah tersebut, pemerintah membuat program pemberian suplementasi vitamin A pada anak, yang dilakukan serentak di seluruh Indonesia.

Status gizi merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, karena status gizi dapat berkaitan langsung dengan terjadinya penyakit infeksi pada anak. Kenyataan yang ada di masyarakat menunjukan pemenuhan kebutuhan zat gizi pada anak masih relatif rendah. Hal tersebut tentunya akan sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan pada anak.

 

Pemenuhan kebutuhan zat gizi mikro seperti vitamin A, vitamin C, dan zink erat kaitannya dengan sistem imunitas. Kekurangan vitamin A, vitamin C, dan zink dapat meningkatkan resiko anak terkena penyakit infeksi. Upaya lainnya yang dapat dilakukan untuk mencegah naiknya tingkat kejadian infeksi penyakit pada anak adalah melakukan pemeriksaan biokimia terhadap kadar serum retinol dalam darah untuk mengetahui kadar vitamin A pada anak secara berkala.

 

Metode

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus dan Kabupaten Grobogan dimana pada masing-masing kabupaten diambil sampel sebanyak 3 desa. Kabupaten Kudus dipilih karena merupakan cakupan suplementasi vitamin A tertinggi di Yogyakarta, sedangkan Kabupaten Grobogan merupakan cakupan suplementasi vitamin A terendah. Subjek yang dituju yaitu anak usia 1-3 tahun dengan kriteria inklusi yaitu anak sehat (tidak menderita infeksi), masing-masing diambil 70 subjek di tiap kabupaten tersebut.

 

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran antropometri, metode food recall, dan pemeriksaan biokimia. Data karakteristik subjek yang diambil yaitu data morbiditas, frekuensi sakit, dan lama sakit, dengan menggunakan metode wawancara melalui kuisioner. Data yang diperoleh diolah dengan metode analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-square.

 

Hasil

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukan pada Kabupaten Kudus sebanyak 54,3% subjek mendapatkan suplementasi vitamin A dua kali dalam setahun, sedangkan untuk Kabupaten Grobogan hanya sebanyak 51,4%. Kecukupan zat gizi makro dan mikro tergolong pada kategori defisit (>50%) pada kedua kabupaten. Untuk hasil analisis kadar serum retinol pada kedua kabupaten tersebut, sebagian besar subjek tergolong pada kadar serum retinol normal (82,9% dan 92,9%). Skor morbiditas di kedua kabupaten tersebut cukup tinggi yaitu 61,4% dan 52,9%. Rerata skor total penyakit infeksi pada keseluruhan subjek adalah 26,1 ± 13.

 

Pembahasan

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara suplementasi vitamin A dengan serum retinol. Suplementasi vitamin A yang lengkap akan membuat kadar serum retinol menjadi normal. Pemberian suplementasi vitamin A pada anak dapat mempengaruhi tingkat imunitas terhadap penyakit infeksi. Anak akan lebih kebal terhadap penyakit infeksi apabila dilakukan pemberian suplementasi secara rutin. Selain itu, pemberian suplementasi vitamin A juga dapat mempengaruhi morbiditas penyakit infeksi pada anak. Pada subjek yang tidak diberi suplementasi secara lengkap, maka subjek tersebut memiliki tingkat morbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan subjek yang mendapat suplementasi vitamin A secara lengkap.

 

Tingkat kecukupan zat gizi makro (lemak) dan mikro (vitamin A, vitamin C, dan zink) diketahui memiliki keterkaitan dengan kadar serum retinol dan morbiditas anak. Konsumsi zat gizi lemak yang cukup menyebabkan kadar serum retinol tinggi. Hal tersebut dikarenakan penyerapan vitamin A sangat tergantung pada kecukupan konsumsi lemak sehari-hari. Selain itu, tingkat kecukupan zat gizi mikro seperti vitamin A, vitamin C, dan zink lebih berpengaruh terhadap kejadian morbiditas penyakit infeksi pada anak. Hal itu dikarenakan zat gizi mikro tersebut berperan penting dalam pemeliharaan kesehatan melalui sistem imunitas.

 

Hasil pada penelitian ini juga menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat kecukupan vitamin A dengan serum retinol. Apabila kekurangan vitamin A, maka kadar serum retinol dalam darah terbilang rendah. Tingkat kecukupan vitamin A juga berkaitan dengan kejadian morbiditas, dimana kekurangan asupan vitamin A akan beresiko 1,69 kali lebih banyak untuk terjangkit diare, batuk, dan demam (penyakit infeksi utama di negara berkembang).

 

Selanjutnya, ditemukan adanya hubungan antara vitamin C dan zink dengan tingkat morbiditas. Apabila anak tidak terpenuhi kecukupan vitamin C dan zink, maka hal tersebut meningkatkan morbiditas pada anak dan terjangkit penyakit ISPA. Hal ini dikarenakan fungsi dari vitamin C untuk membantu membentuk komponen kekebalan tubuh dan zink diperlukan dalam meningkatkan sistem imunitas serta kerja dari vitamin A. Terakhir, dari hasil analisis didapatkan bahwa adanya hubungan antara serum retinol dengan tingkat morbiditas. Semakin rendah kadar serum retinol, maka akan semakin tinggi kemungkinan kejadian morbiditas pada anak.

 

Kesimpulan

Suplementasi vitamin A pada subjek relatif tidak lengkap. Tingkat kecukupan zat gizi makro mengalami defisiensi, sedangkan kecukupan zat gizi mikro mengalami kekurangan. Serum retinol subjek relatif normal, dan tingkat morbiditas relatif tinggi. Variabel yang berpengaruh terhadap serum retinol yaitu suplementasi vitamin A, tingkat kecukupan lemak, dan tingkat kecukupan vitamin A. Sedangkan untuk tingkat morbiditas sangat dipengaruhi oleh suplementasi kapsul vitamin A, asupan vitamin A, vitamin C, zink, dan kadar retinol dalam darah. Oleh karena itu, perlu adanya upaya peningkatan kesadaran akan pentingnya pemberian asupan zat gizi dan suplementasi vitamin A pada anak melalui program penyuluhan. Selain itu, pemeriksaan status vitamin A secara berkala perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya defisiensi vitamin A pada anak.

 

Daftar Pustaka

Elvandari, Milliyantri, dkk. 2017. Jurnal Suplementasi vitamin A dan asupan zat gizi dengan serum retinol dan morbiditas anak 1-3 tahun dalam Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol. 13 No. 4. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.

 

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *