Effect of probiotics on glucose metabolism in patients with type 2 diabetes mellitus: A meta-analysis of randomized controlled trials

Oleh: Riyana Rochmawati, Universitas Gadjah Mada

Salam sehat healthy people! Seperti yang kita ketahui, diabetes mellitus (DM) tipe 2 adalah salah satu penyakit yang diwaspadai masyarakat saat ini. Penyakit ini tidak hanya mengancam orang yang secara genetik memiliki garis keturunan DM tipe 2, namun juga orang dengan lifestyle yang buruk. Berbagai cara dilakukan untuk menghindari penyakit ini termasuk dengan mengubah lifestyle mulai dari beaktivitas fisik rutin hingga mengubah pola makan dengan mengurangi makanan dengan indeks glikemik tinggi. Namun. tahukah Anda bahwa probiotik yang selama ini kita kenal memiliki manfaat untuk saluran pencernaan juga memiliki peran dalam mengontrol gllukosa darah penderita DM tipe 2? Mari kita kulik lebih dalam jurnal Effect of probiotics on glucose metabolism in patients with type 2 diabetes mellitus: A meta-analysis of randomized controlled trials dari Qingqing Zhang, Yucheng Wu, dan Xiaoqiang Fei (The Affiliated Taizhou People’s Hospital of Nantong University, Taizhou, Jiangsu, China) ini.

 

Pendahuluan

Diabetes mellitus tipe 2 merupakan metabolic disorder paling umum yang ditemui di dunia. Penyakit ini memicu komplikasi yang semakin parah seperti serangan jantung dan stroke. Tingginya kadar glukosa yang tidak lain adalah pemicu penyakit ini sebenarnya sudah dapat diatasi dengan intervensi farmakologis maupun non-farmakologis. Penelitian terakhir menunjukkan beberapa sumber makanan dapat mengontrol glukosa darah seperti the hijau dan bawang putih.

Akhir-akhir ini, manfaat probiotik sangat gencar di tengah masyarakat. Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang dalam jumlah tertentu memiliki manfaat bagi kesehatan seperti untuk saluran pencernaaan dan sistem imun. Disebutkan bahwa probiotik dapat menurukan kadar glukosa dengan meningkatkan inflamasi dan mencegah kerusakan sel B pada hewan coba. Kemudian untuk penelitian klinis pada manusia diperoleh hasil yang beragam dalam penurunan glukosa darah. Penelitian ini adalah sebuah meta-analisis randomized controlled trials (RCTs) untuk mengetahui efektifitas probiotik dalam terapi metabolism glukosa.

Metode

Metode dan bahan merupakan database online Embase, Web of Science, dan PubMed yang dicari sampai Agustus 2014. Kriteria penelitian yang akan masuk dalam meta-analisis yaitu (1) RCTs pada manusia; (2) menggunakan probiotik dengan bakteri hidup, dan (3) subjek adalah pendetita diabetes tipe 2 [4]. FPG (glukosa darah puasa), HbA1c, konsentasi insulin atau  homeostasis model assessment of insulin resistance (HOMA-IR) berubah pada kelompok intervensi. Setelah diseleksi sesuai criteria, akhirnya terpilih 7 penelitian. Data dari berbagai penelitian ini kemudian diseragamkan satuannya dan dianalis.

Hasil

tabel-1-riyana

tabel-2-riyana

Konsumsi probiotik secara signifikan dapat menurunkan fasting plasma glucose (FPG) sebesar 15.92 mg/dL (95% confidence interval [CI], 29.75 menjadi 2.09) dan glycosylated hemoglobin (HbA1c) by 0.54% (95% CI, 0.82 to 0.25) dibandingkan dengan grup kontrol. Pada analisis subgroup dimaksudkan untuk menguji kontrol non-yogurt. Meta-analisis pada percobaan dengan spesies probiotik yang beragam menunjukkan penurunan signifikan juga pada glukosa darah puasa (FPG) (weighted mean difference [WMD]: 35.41 mg/dL, 95% CI: 51.98 – 18.89). Durasi intervensi selama ≥8 minggu menghasilkan penurunan signifikn pada FPG (WMD: 20.34 mg/dL, 95% CI: 35.92 – 4.76). Sedangkan untuk intervensi < 8 minggu tidak menghasilkan penurunan signifikan pada FPG. Hasil keseluruhan juga menunjukkan bahwa terapi probiotik secara signifikan menurunkan homeostatis model assessment of insulin resistence (HOMA-IR) dan konsentrasi insulin WMD: 1.08, 95% CI: 1.88 to 0.28; and WMD: 1.35 mIU/L, 95% CI: 2.38 to 0.31, respectively).

 Pembahasan

Dampak probiotik dalam metabolisme glukosa dapat bekerja dalam beberapa mekanisme. Pertama, beberapa peneliti menduga bahwa kerusakan oksidatif dan kemampuan antioksidatif memiliki peran dalam pathogenesis diabetes. Aktivitas antioksidan pada prebiotik dapat menurunkan kerusakan oksidatif dengan penghambatan peroksidasi lemak dan meningkatkan antioksidan seperti glutathione, superoxide dismutase, catalase dan glutathione peroxidase dibuktikan pada hean coba tikus.

Kedua, probiotik disebutkan dapat memiliki sifat anti-diabetic karena mencegah resistensi insulin dengan mekanisme meningkatkan sel liver natural killer T (NKT). Treatment probiotik juga dapat meningkatkan metabolism glukosa dengan meningkatnya bioavailabilitas gliclazide, menghambat absorbs glukosa dan mengubah aktivitas syaraf otonom.

 Kesimpulan

Meta-analisis terbaru menyarankan konsumsi probiotik karena dapat meningkatkan metabolism glukosa dengan efek yang lebih baik jika dikonsumsi ≥8 minggu atau dengan spesies probiotik yang beragam. Meskipun demikian, efek probiotik khususnya pada pasien diabetes mellitus tipe 2 maupun pada orang sehat masih perlu investigasi lebih mendalam.

 Daftar Pustaka

Qingqing Zhang, Yucheng Wu b , Xiaoqiang Fei. Effect of probiotics on glucose metabolism in patients with type 2 diabetes mellitus: A meta-analysis of randomized controlled trials. medicina 2016; 52:28–34

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *