REVIEW JURNAL NASIONAL [Prevalensi Konsumsi Kopi dan Hubungannya dengan Tekanan Darah]

Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 10-15

REVIEW JURNAL NASIONAL

Prevalensi Konsumsi Kopi dan Hubungannya dengan Tekanan Darah

Oleh: Wafi Habibatul Qolbi (Universitas Siliwangi) dan Kinta Ardhiakusuma (Universitas Esa Unggul)

Abstrak:

Objektif: Hipertensi dikenal dengan the silent killer atau penyakit mematikan secara diam-diam karena tidak memiliki tanda dan gejala yang spesifik. Konsumsi kopi secara historis dinilai memiliki efek negatif pada tubuh dan sering dihubungkan sebagai faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan konsumsi kopi dengan tekanan darah pada pasien hipertensi.

Metode: Desain pada penelitian ini menggunakan cross-sectional studi. Responden penelitian ini berjumlah 36, diambil menggunakan tekhnik sampling yaitu purposive sampling dengan kriteria inklusi: mengkonsumsi kopi dan bersedia menjadi responden; dan eksklusi: memiliki riwayat penyakit kronis lain seperti gangguan endokrin. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan uji statistik korelasi spearman.

Hasil: Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara konsumsi kopi dengan tekanan darah, responden mengkonsumsi kopi paling banyak pada kategori ringan dan sedang dengan mayoritas tekanan darah adalah hipertensi stage 1.

Kesimpulan: Hasil uji korelasi spearman disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi kopi dengan tekanan darah pada pasien hipertensi. Korelasi koefisien (r) penelitian ini menunjukan hasil yang positif yaitu 0,424 yang berarti terdapat hubungan cukup kuat antara konsumsi kopi dan tekanan darah. Semakin bertambah frekuensi kopi akan semakin menambah peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi.

Hasil Review

Pendahuluan

World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2013 terdapat sejumlah 839 juta kasus hipertensi dari total penduduk di dunia. Sekitar 80% kasus hipertensi yang terjadi terutama berada di negara-negara berkembang. Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi esensial dibagi menjadi 2, yaitu 1) faktor yang tidak dapat dikontrol meliputi usia, jenis kelamin, keturunan, dan 2) faktor yang dapat dikontrol meliputi asupan garam, obesitas, stres, pola hidup seperti merokok, konsumsi alkohol dan kebiasaan konsumsi kopi yang masih menjadi perdebatan.

Kopi merupakan salah satu minuman yang digemari masyarakat di berbagai negara tak terkecuali Indonesia. Kopi telah menjadi fokus perhatian utama karena tingkat konsumsinya yang telah mengglobal dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Pengaruh kopi terhadap hipertensi masih kontroversial namun secara historis mengkonsumsi kopi cenderung dianggap memiliki efek merugikan bagi kesehatan tubuh, hal ini disebabkan oleh adanya komponen senyawa kimia yaitu kafein yang berkontribusi mempengaruhi terjadinya penyakit hipertensi. Kinerja kafein dalam mempengaruhi peningkatan tekanan darah yaitu dengan mengikat reseptor adenosin kemudian mengaktifasi sistem saraf simpatik. Hal ini akan berdampak pada vasokontruksi pembuluh darah dan meningkatkan resistensi perifer yang menyebabkan tekanan darah naik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi kopi dengan tekanan darah pada pasien hipertensi.

Bahan dan Metode

Desain Study

Desain yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan Cross Sectional dengan cara mengidentifikasi dan mengukur hubungan antara konsumsi kopi dengan tekanan darah. Instrumen penelitian yang berupa kuesioner dan pemeriksaan fisik. Populasi dalam penelitian ini yaitu sejumlah 57 pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Dau Kabupaten Malang. Tehnik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling jenis purposive sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2019.

Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien hipertensi yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi dan bersedia menjadi responden, sedangkan kriteri eksklusinya adalah responden yang memiliki riwayat penyakit lain (seperti: gangguan ginjal, jantung dan endokrin). Sampel penelitian di wilayah kerja puskesmas Dau yaitu sebanyak 36 penderita.

Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang memuat data demografi responden yaitu: usia, jenis kelamin, pekerjaan,. Kuesioner konsumsi kopi, terdiri dari pertanyaan konsumsi kopi terakhir, ukuran rata-rata mengkonsumsi kopi per hari dan takaran rata-rata kopi sdt/sdm/bks. Perhitungan skor yaitu dikategorikan berdasarkan frekuensi kopi antara 200-400 ml “ringan”, antara 600-800 ml “sedang”, dan apabila >800 ml “berat”, serta sphygmomanometer atau tensi meter tipe aneroid.

Analisis Deskriptif dan Bivariat

Analisis deskriptif dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, indeks massa tubuh, pendidikan,konsumsi obat, riwayat keluarga, olah raga dan konsumsi merokok, sedangkan analisis bivariat menggunakan analisa data Spearman’s Ran.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata usia responden adalah 50 tahun dengan mayoritas berjenis kelamin perempuan. Tekanan darah setiap individu akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Jenis kelamin juga dapat mempengaruhi resiko peningkatan tekanan darah, dimana pada usia tersebut telah memasuki fase menopause dan terjadinya hipertensi pada perempuan dipengaruhi oleh faktor hormonal. Dari 36 responden, sebanyak 22 responden penelitian berada pada tingkat hipertensi stage I dan keseluruhan responden memiliki kebiasaan konsumsi kopi tingkat sedang (600-800 ml).

Responden dalam penelitian ini mayoritas bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mereka menjelaskan bahwa terkadang mereka mengikuti senam namun tidak rutin. Pada saat penelitian, responden mengatakan bahwa mengonsumsi kopi sudah menjadi kebiasaan mereka yaitu saat pagi hari sebelum beraktivitas dan sore hari setelah selesai beraktivitas. Beberapa responden juga mengonsumsi saat malam hari atau saat sedang berkerja untuk mencegah rasa mengantuk. Kopi mengandung senyawa kafein yang dipercaya oleh sebagian besar orang dapat mengatasi rasa kantuk dan membuat tubuh terasa lebih bugar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi kopi dengan tekanan darah pada pasien hipertensi. Kopi dapat mempengaruhi tekanan darah karena adanya kandungan kafein dan adenosin. Senyawa kafein memiliki sifat yang antagonis kompetitif terhadap reseptor adenosin. Adenosin merupakan neuromodulator yang mempengaruhi peningkatan aktifitas sejumlah fungsi pada susunan saraf pusat dalam memproduksi adrenalin. Hal ini berdampak pada kejadian vasokonstriksi dan dapat meningkatkan total resistensi perifer yang akan mengakibatkan tekanan darah naik. Selain itu, terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi kopi dengan kejadian hipertensi. Hasil dari koefisien korelasi penelitian ini menunjukkan hasil yang positif artinya semakin bertambah frekuensi konsumsi kopi akan semakin menambah peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi.

Individu yang mengonsumsi 1-2 cangkir kopi per hari meningkatkan resiko hipertensi 4,12 kali lebih tinggi dibanding subjek yang tidak mengonsumsi kopi. Secara keseluruhan, efek utama yang dihasilkan kafein yaitu tekanan darah meningkat secara substansial setelah pemberian akut. Asupan satu cangkir kopi per hari dikaitkan dengan penambahan asupan natrium harian sebanyak 38 mg. Diketahui bahwa peningkatan asupan natrium dikaitkan dengan peningkatan retensi cairan sehingga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi kopi dengan tekanan darah pada pasien hipertensi. Semakin sering frekuensi mengonsumsi kopi maka akan semakin menambah peningkatan tekanan darah pasien hipertensi.

Referensi:

Melizza, N. et al. (2021). Prevalensi Konsumsi Kopi dan Hubungannya dengan Tekanan Darah. Faletehan Health Journal 8, (1): 10-15.

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *