4 SEHAT 5 SEMPURNA vs PEDOMAN GIZI SEIMBANG
Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang dimulai sejak 1952, yang telah berhasil menanamkan tentang pentingnya gizi yang kemudian merubah perilaku konsumsi masyarakat. Prinsip 4 Sehat 5 Sempurna yang diperkenalkan mengacu pada prinsip Basic Four Amerika Serikat yang mulai diperkenalkan pada era 1940-an yaitu: Menu makanan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan, minum susu untuk menyempurnakan menu tersebut.
Di Indonesia prinsip tersebut dikenal dengan Pedoman Gizi Seimbang. Perbedaan mendasar antara slogan 4 Sehat 5 Sempurna dengan Pedoman Gizi Seimbang adalah: Konsumsi makan sehari-hari harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok umur. Konsumsi makanan harus memperhatikan prinsip 4 Pilar yaitu keanekaragaman pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik, dan mempertahankan berat badan normal.
Alasan pemilihan 4 Pilar Pedoman Gizi Seimbang adalah:
- Pilar 1 -> Tidak ada satu jenis pun pangan yang mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap kecuali ASI untuk bayi 0-6 bulan.
- Pilar 2 -> Adanya hubungan timbal balik antara infeksi dan status gizi.
- Pilar 3 -> Aktivitas fisik memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh.
- Pilar 4 -> Merupakan salah satu indikator bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh.
Beban ganda masalah gizi, kekurangan dan kelebihan gizi pada dasarnya muncul akibat perilaku konsumsi makanan yang bergizi tidak seimbang.
Gizi Seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan gizi tubuh, yang memperhatikan prinsip keragaman makanan, keamanan makanan, pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga dan pentingnya berat badan ideal.
Hal ini berbeda ketika pola makanan diterapkan berdasarkan slogan “4 Sehat 5 Sempurna” (4S 5S) yang berlaku bagi semua orang diatas dua tahun. Pada saat slogan “4S 5S” diciptakan tahun 1950-an, diasumsikan bahwa kebiasaan makan masyarakat makin sehat sehingga berbagai masalah karena kekurangan dan kelebihan gizi dapat dicegah dan dikurangi, ternyata asumsi ini tidak terwujud. Oleh karena itu, pedoman “4S 5S” sejak tahun 1995 telah mulai dilengkapi dengan pedoman yang lebih rinci, yang disebut Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Seiring dengan dipublikasikannya PUGS pada tahun 1995, maka perlu dicari slogan untuk memasyarakatkan konsep “Gizi Seimbang”.
Namun, sejak dikeluarkan secara resmi oleh Departemen Kesehatan tahun 1995, Dietary Guidelines for Indonesians, yakni Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), hingga kini tergolong “kurang berhasil” yang kini telah diperbaharui menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS) memasyarakatkan konsep “Gizi Seimbang”. Berbeda dengan konsep “Empat Sehat Lima Sempurna” yang kebetulan sudah sekaligus merupakan slogan.