REVIEW JURNAL: Bagaimana interaksi jus buah pare dan obat metformin pada tikus diabetes?

 
I Made Putra Pradnyana, Universitas Dhyana Pura
Laeli Lutfiani, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Pendahuluan
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang mengancam kehidupan, di mana terjadi peningkatan kadar glukosa darah secara berlebihan dikarenakan adanya resistensi insulin. Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolisme yang memiliki dampak bagi kesehatan, kualitas hidup dan harapan hidup pasien.
Insulin telah menjadi salah satu obat terapi yang paling penting untuk diabetes. Akan tetapi, insulin memiliki efek samping yang dapat membahayakan kesehatan jika diberikan dengan dosis tinggi. Upaya sedang dilakukan yaitu untuk menemukan pengganti insulin dari sumber lain. Faktanya, di samping menggunakan obat antihyperglycemics, penggunaan tanaman obat tradisional dengan efek hipoglikemik baru-baru ini menjadi populer di seluruh dunia. Salah satunya adalah Momordica charantia yang digunakan untuk ramuan antidiabetik. Momordica charantia juga dikenal sebagai buah pare
Interaksi tumbuh-tumbuhan dengan obat sudah dikenal luas. Sebagian besar pasien diabetes menggunakan berbagai ramuan antidiabetes bersama dengan obat antidiabetes untuk mengendalikan kadar glukosa darah, karenanya mungkin ada peluang interaksi. Interaksi ini mungkin sinergis atau antagonis Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki interaksi farmakodinamik dari Jus buah pare (Momordica charantia) dengan obat hipoglikemik yaitu metformin.

Metode
Bahan Tanaman yang dipakai dalam penelitian ini adalah Buah pare (Momordica charantia) yang telah diiidentifikasi oleh National Botanical Lembaga Penelitian, Lucknow, India. Selanjutnya pare dipotong, digiling dan di campurkan dengan 5 mL air suling dan disaring untuk dijadikan jus.
Hewan Eksperimental yang digunakan adalah tikus wistar. Tikus-tikus ini dipuasakan semalaman lalu dikondisikan menjadi diabetes dengan streptozotocin. Nilai ambang glukosa darah puasa diambil > 200 mg dl. Tikus diabetes ditimbang dengan berat badan dan dibagi menjadi kelompok berikut masing-masing terdiri dari lima hewan:
Kelompok I-Diabetic Control
Kelompok II-Tikus Diabetik yang diberikan jus buah pare (momordica charantia) dengan dosis 20 mL/kg BB
Kelompok III-Tikus Diabetik yang diberikan Metformin dengan dosis rendah (50 mg/kg)
Kelompok IV-Tikus Diabetik diberikan Metformin dengan dosis tinggi (100 mg/kg)
Kelompok V-Diabetic yang diberikan bersama jus buah pare (momordica charantia) dan Metformin dosis rendah
Kelompok VI-Diabetik yang diberikan bersama jus buah pare (momordica charantia) dan Metformin dosis tinggi
Pengukuran kadar glukosa darah untuk penelitian menggunakan Glucometer Accu-Check yang diambil pada hari ke 0, 7, 14, 21 dan 28. Kemudian untuk Statistik Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis varians satu arah yang dilanjutkan dengan uji Dunnet. Nilai p <0,05, p <0,01 dan p <0,001 dianggap signifikan.

Hasil
Secara keseluruhan, semua kelompok perlakuan menunjukkan hasil yang signifikan (p <0,01) yaitu memiliki efek hipoglikemik dibandingkan dengan kelompok kontrol pada hari ke – 7, 14, 21 dan 28 perawatan. Setelah 28 hari pengobatan, presentase penurunan glukosa darah pada pemberian metformin dengan dosis tinggi, dosis rendah dan jus buah pare (Momordica charantia) yaitu sebesar 42,7 %, 52 % dan 48,1%. Sedangkan, presentase pemberian kombinasi pemberian metformin dan jus buah pare (Momordica charantia) dengan dosis rendah dan dosis tinggi menunjukkan presentase sebesar 54,3% dan 61,3%. Hal ini menunjukan bahwa pemberian kombinasi metformin dengan jus buah pare (Momordica charantia) memiliki efek hipoglikemik lebih tinggi dibandingkan yang hanya diberikan obat metformin. Pemberian kombinasi metformin dosis tinggi dengan jus buah pare (Momordica charantia) menunjukkan aktivitas hipoglikemik tertinggi.
Berdasarkan efek pemberian kombinasi obat dengan herbal terkait penurunan berat badan, persentase perubahan berat badan setelah 28 hari pengobatan oleh semua kelompok menunjukkan hasil yang berbeda – beda. Berat badan tikus pada kelompok kontrol menunjukkan penurunan berat badan sebesar 15,9% selama masa studi. Pemberian Metformin dengan dosis rendah menunjukkan peningkatan berat badan sebesar 0,4%. Sedangkan pemberian metformin dosis tinggi mengalami penurunan berat badan sebesar 2,9%. Pemberian jus buah pare (Momordica charantia) sendiri menunjukkan 9,6% mengalami peningkatan berat badan. Disamping itu, kombinasi metformin dengan jus buah pare (Momordica charantia) dengan dosis rendah maupun dosis tinggi menunjukkan 9,8 dan 8,9% mengalami peningkatan berat badan. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian jus buah pare (Momordica charantia) meningkatkan berat badan ketika dikombinasikan dengan metformin dosis rendah maupun tinggi.

Pembahasan
Metformin merupakan first line drug yang digunakan untuk mengobati penyakit diabetes melitus. Metformin cocok digunakan untuk mengobati penyakit diabetes melitus dikarenakan aman. Metformin memiliki risiko mengalami gangguan kardiovaskular lebih rendah jika dibandingkan dengan obat antidiabetes lainnya seperti glimepiride, glibenclamide, glipizide dan tolbutamidein. Manfaat lain dari metformin adalah tidak menghasilkan hipoglikemia karena tidak merangsang insulin sekresi ketika diberikan sendiri pada pasien penyakit diabetes mellitus.. Metformin juga dapat menurunkan berat badan pada pasien penderita diabetes melitus tipe 2.
Semua kelompok perlakuan menunjukkan hasil yang signifikan (p <0,01) yaitu memiliki efek hipoglikemik dibandingkan dengan kelompok kontrol pada 7, 14, 21 dan 28 hari perawatan. Berat badan itu menurun pada tikus diabetes setelah 28 hari perawatan. Pemberian jus buah pare (Momordica charantia) meningkatkan berat badan tikus diabetes dan hasil yang sama diperoleh pada pemberian kombinasi Metformin dengan jus buah pare (Momordica charantia).
Banyak tanaman obat dan obat-obatan farmasi bersifat terapeutik pada satu dosis dan beracun pada dosis lain. Interaksi antara herbal dan obat-obatan dapat meningkatkan atau mengurangi efek farmakologis atau toksikologis dari kedua komponen tersebut. Efek terapi sinergis dapat memperumit dosis obat jangka panjang, misalnya obat herbal yang secara tradisional digunakan untuk menurunkan konsentrasi glukosa pada diabetes secara teoritis dapat mengendapkan hipoglikemia jika dikonsumsi bersamaan dengan obat konvensional (Adriane, 2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi metformin dengan jus buah pare (Momordica charantia) menunjukkan efek sinergis. Efek sinergis ini dapat membantu dalam mengurangi dosis metformin dalam pengobatan diabetes, yang akan membantu dalam meminimalkan efek samping yang terkait dengan metformin.

Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian jus buah pare dengan metformin untuk pengobatan diabetes menunjukkan efek sinergis yang memiliki manfaat dalam menurunkan kadar glukosa darah. Efek sinergis ini dapat membantu mengurangi dosis metformin dalam pengobatan diabetes, yang akan sangat membantu dalam meminimalkan efek samping yang terkait dengan metformin. Akan tetapi, Kombinasi obat hipoglikemik oral dan ramuan herbal dapat menyebabkan kondisi hipoglikemik yang mungkin dapat menjadi ancaman jiwa sehingga pasien harus berhati-hati dalam menggunakan obat hipoglikemik oral bersama dengan herbal terutama terakit dosis yang diberikan.

Daftar Pustaka
Tripathi P, Gupta P. P., & Lal V.K. (2013). Interaction of Momordica charantia with Metformin in Diabetic Rats . American Journal of Pharmacology and Toxicology 8 (3): 102-106. doi:10.3844/ajptsp.2013.102.106

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *